BERITA KULINER

Hati Angsa yang Dibesarkan Secara Paksa Kehilangan Peminat

Utami Widowati | CNN Indonesia
Senin, 22 Des 2014 14:25 WIB
Meski hati angsa botolan masih dijajakan di sejumlah toko, namun jumlah pembelinya semakin berkurang.
Ilustrasi kuliner khas Perancis foie gras (Getty Images/ whitetag)
Jakarta, CNN Indonesia -- Selama beberapa waktu foie gras atau makanan yang dibuat dari hati angsa sempat jadi makanan yang populer di sebagain kalangan di Perancis.  Foie gras dikenal dengan nama gavage di Perancis.

Namun kini peminat makanan ini mulai menurun. Terutama pada angsa yang mengalami pemaksaan pembesaran hati demi mencapai ukuran maksimal guna bahan baku makanan ini.

Prosesnya biasanya para peternak memaksakan angsa untuk menelan jagung dengan memompanya langsung ke dalam tenggorokan angsa. Cara-cara pemaksaan ini lah yang sejak lama diprotes para aktivis perlindungan hewan. Mereka biasanya mengejek foie gras dalam kemasan dengan sebutan ‘sekaleng penyiksaan’. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu bentuk penurunan minat pada foie gras adalah meski hati angsa botolan masih dijajakan di sejumlah toko, namun jumlah pembelinya semakin berkurang.

Menurut polling yang dilakukan OpinionWay untuk sebuah lembaga perlindungan hewan, 47 persen yang mengikuti jajak pendapat itu mengatakan mereka akan ikut mendukung jika ada larangan pemaksaan makanan pada angsa dan bebek. 

Jika di Perancis baru sampai penurunan minat, di California Amerika Serikat, malah sudah melarang peredaran foie gras sejak 2004. Pelarangan ini dilakukan oleh mahkamah agung setelah para produser dan pemilih restoran mengajukan naik banding atas kasus ini.

Di Perancis, L214 grup hak-hak hewan telah berkampanye melawan pemberian makan secara paksa pada hewan ini. Lembaga ini mencatat presentase dari mereka yang melawan proses ini lebih tinggi tiga kali lipat tahun ini dibanding tahun 2013 lalu. 

L214 juga  mengatakan penjualan di Perancis menurun hingga 5,6 persen dalam tiga tahun terakhir. Polling yang dipublikasikan Sabtu (20/12) kemarin itu menunjukkan 29 persen peserta polling akan menghindari membeli foie gras karena masalah etis.  

Sementara 77 persen lagi mengatakan akan tetap makan foie gras, namun hanya memilih dari yang dibuat tanpa pemaksaan.

Beberapa negara Eropa, di antaranya Inggris, Norwegia, Swedia, Jerman, dan Swiss sudah melarang foie gras sebelumnya. Bahkan, sejumlah koki di Inggris termasuk koki kerajaan Inggris ikut menghapus sajian itu dari daftar menu istana mereka.

Awal bulan ini, koki selebriti Heston Blumenthal menghentikan pemasok Perancis makanan foie gras-nya usai menyaksikan sebuah video. Video itu memperlihatkan gambar burung di dalam sangkar yang diumpani makanan. Unggas-unggas itu muntah lantaran dipaksa makan.

Brigitte Gothière, juru bicara L214 berkata, “Setelah menyaksikan gambar tersebut, kami mengharapkan reaksi yang sama di Perancis seperti halnya di Inggris.”

Produsen foie gras dari Aiguillon di barat daya Perancis terusik dengan hasil jajak pendapat itu. “Jika orang tak suka foie gras, mereka tak perlu makan. Jangan merendahkan kami, itu saja,” katanya.

Hubert Garez produsen foie gras lain berkomentar, “Foie gras tetap akan jadi makanan Perancis. Ini adalah bagian dari ciri khas kami,” katanya.

(utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER