KESEHATAN MATA

Penyebab Minus di Mata Terus Bertambah

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Jumat, 09 Jan 2015 08:30 WIB
"Kalau kita lihat dekat terus-terusan pakai layar monitor atau handphone dengan jarak dekat, mata kita dipaksa untuk kerja terus"
Ilustrasi kacamata. (Getty Images/ morgueFile/ardelfin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rabun jauh yang terjadi pada mata atau sering dikenal dengan mata minus ternyata disebabkan oleh mata yang dipaksa terus-menerus untuk bekerja keras. Akibatnya, penglihatan jarak jauh pun akan menjadi buram dan tidak jelas.

Mata yang bekerja terlalu keras disebabkan oleh seringnya melihat dalam jarak dekat. Dokter ahli ophtalmologi, Tjahjono D. Gondhowiardjo, mengatakan bahwa kebiasaan melihat dalam jarak dekat dengan insitas yang tinggi, mau tidak mau akan menyebabkan penglihatan menjadi kabur.

"Kalau kita lihat dekat terus-terusan pakai layar monitor atau handphone dengan jarak dekat, mata kita dipaksa untuk kerja terus. Akhirnya bola matanya teregang-regang," kata Tjahjono pada CNN Indonesia saat ditemui di sebuah rumah sakit di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (8/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peregangan yang terjadi pada bola mata itulah yang mengakibatkan mata mengalami rabun jauh atau minus. "Kalau teregang mau enggak mau jadi minus. Terutama pada umur pertumbuhan anak-anak. Dan kalau sudah ada minus seharusnya langsung dikoreksi," ujar Tjahjono.

Jika anak kecil yang sudah menderita mata minus, tidak segera diperiksakan ke dokter, secara otomatis minus matanya akan bertambah terus menerus. Ketika tak segera diatasi, matanya dipaksa bekerja lebih keras, peregangan akan semakin tinggi. Akibatnya minus semakin tinggi.

"Ketika anak-anak bertambah tinggi maka badan bola matanya akan tambah besar," ujarnya. "Kalau bola matanya tambah besar mau enggak mau minusnya tambah besar."

Oleh sebab itu, mata anak-anak yang menderita minus harus diperiksa setiap 6 bulan sekali. Pemeriksaan rutin itu harus berlanjut sampai umur sang anak mencapai 18 tahun. "Kalau sudah umur 18 umumnya enggak ada pertambahan lagi," ungkap Tjahjono.

Sementara itu, jika sudah di atas umur 18 tahun masih mengalami pertambahan minus, hal itu bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kelainan bawaan dan faktor lingkungan.

"Kalau di atas 18 tahun bertambahnya progresif (tinggi dan cepat) itu memang kelainan bawaan. Genetiknya dia minusnya bisa tinggi. Makanya ada yang minus sampai 28," papar Tjahjono.

Sebaliknya, pertambahan minus sedikit demi sedikit di usia lebih dari 18 tahun, kemungkinan disebabkan oleh faktor lingkungan yang memaksa. Misalnya, lingkungan kerja yang mengharuskan melihat layar terus-menerus atau bekerja di tempat yang agak gelap.

(chs/mer)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER