Jakarta, CNN Indonesia -- Berat bagi kota Paris mengadakan perhelatan musik atau pertunjukan apapun. Serangan teroris pada surat kabar mingguan Charlie Hebdo pekan lalu menerbitkan trauma bagi rakyat Paris. Sedikitnya 17 orang tewas dalam peristiwa kekerasan itu.
Namun, bagi Paris Philharmonic yang dijadwalkan untuk dibuka pada pekan ini, pertunjukan harus terus berlangsung. Meskipun ketika seluruh warga Paris masih dikejutkan peristiwa kekerasan itu.
Di tengah bersatunya warga Paris menentang serangan, Philharmonic sekaligus ingin mendoakan mereka yang kehilangan nyawa. Debut konser ini dipersembahkan untuk para korban. Di sebelah timur laut Paris berdiri bangunan layaknya sebuah kapal luar angkasa berwarna metalik yang berkilauan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembukaan tempat tersebut dimaksudkan sebagai momen bersejarah bagi kota Paris dan para kelompok seniman yang akan menyebutnya sebagai rumah.
Namun kontroversi mengepung gedung rancangan arsitek Jean Nouvel itu. Pembangunan gedung tersebut sudah melebih anggaran.
Dikutip dari laman CNN, bagian luar stainless stell dan aluminium masih perlu dipasang seminggu sebelum pembukaan. Lokasi gedung ini juga menuai kritik. Terletak di La Vilette, sepelemparan batu saja dari Boulevard Peripherique, jalan lingkar Paris.
Gedung konser terbaik di EropaDelapan tahun pembangunan, gedung modern seperti kebanyakan struktur gedung di Paris ini berhasil menempati jajaran arsitektur eklektik di sekitar Parc de la Villette. Bangunan lainnya adalah museum ilmu pengetahuan dan Zenith Concert Hall.
Sebelum peristiwa kekerasan pekan lalu, direktur dari Paris Orkestra Paavo Jarvi mengungkapkan kebahagiaannya tentang gedung baru Philharmonic. “Tidak setiap hari seseorang akan membangun sebuah gedung konser baru dengan dimensi seperti ini,” katanya.
Konduktor peraih penghargaan Grammy Jarvi akan mengarahkan pertunjukan pertama orkestra yang dimulai Rabu ini. Komposer dan para seniman Perancis kenamaan dunia akan ditampilkan, termasuk komposisi utama dunia oleh Thierry Escaich.
Dengan hampir tiga kali anggaran awal, proyek senilai € 386.000.000 atau sekitar Rp 5,7 triliun ini menuai kritik atas hadirnya sengketa pendanaan. Di tengah berbagai kecaman, Menteri Kebudayaan dan Komunikasi Perancis Fleur Pellerin justru mendukung diresmikannya Philharmonic. Menurutnya, gedung itu akan membuat iri para komposer orkestra di seantero dunia.
“Tidak ada negara di Eropa yang ibukotanya memiliki ruang seperti ini, dengan kualitas atau kapasitas akustiknya,” katanya. Ruang konser utama memiliki 2400 kursi menjadikan gedung ini sebagai salah satu gedung konser terbesar di Eropa. Dengan fitur modern dan ramping, kursi yang mengelilingi panggung didesain untuk menawarkan pengalaman lebih intim dengan musik.
Para ahli suara dari Jepang dan Selandia Baru memastikan akustik seni di auditorium utama. Bagian terpenting dalam sebuah orkestra.
(win/utw)