Jakarta, CNN Indonesia -- Ada kemungkinan, pengalaman kelumpuhan tidur orang yang berbeda-beda disebabkan oleh perbedaan keyakinan budaya mereka. Dilansir dari laman
Live Science penelitian sebelumnya menemukan bahwa ide-ide tertentu dalam budaya masyarakat bisa membentuk pengalaman mereka terhadap fenomena tertentu, kata Jalal Baldan, ahli saraf di Universitas California, San Diego.
Hal itu diungkap dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal
Cultural, Medicine, and Psychiatry 2013 silam. Jalal dan rekannya Devon Hinton dari Harvard Medical School melihat tingkat kelumpuhan tidur serta jumlah stres yang dirasakan orang-orang karena peristiwa tersebut. Responden berasal dari dua masyarakat yang berbeda, Mesir dan Denmark.
Mereka menemukan, dibandingkan dengan penelitian dengan responden di Denmark, responden Mesir lebih sering mengalami kelumpuhan tidur. Mereka juga mendapatkan episode kelumpuhan tidur berkepanjangan yang disertai ketakutan setengah mati karena pengalaman tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini adalah dua budaya yang sangat berbeda, Mesir sangat religius, sedangkan Denmark adalah salah satu negara paling ateis di dunia,” kata Jalal.
Sebagian besar partisipan dari Denmark berpikir bahwa kelumpuhan tidur disebabkan oleh faktor fisiologis, kegagalan fungsi otak, atau tidur dengan cara yang salah. Sementara itu, orang-orang Mesir lebih percaya bahwa kelumpuhan tidur disebabkan oleh supranatural.
Dalam survei lain, sekitar setengah dari jumlah responden Mesir dalam penelitian tersebut mengatakan, mereka berpikir bahwa kelumpuhan tidur mereka ditimbulkan oleh jin. Hal terungkap dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal
Transcultural Psychiatry pada 2014.
Jalal dan rekan-rekannya menyimpulkan, orang dengan keyakinan supernatural cenderung lebih sering mengalami ketakutan saat kelumpuhan tidur. Ketakutan sebetulnya berkontribusi meningkatkan episode ketakutan yang parah atas kelumpuhan tidur, kata Jalal menjelaskan.
“Jika Anda merasa takut, aktivasi pusat-pusat ketakutan di dalam otak memungkinkan seseorang sepenuhnya terjaga selama kelumpuhan tidur, dan mengalami semua hal tersebut,” kata Jalal. “Dan dengan mengalami hal tersebut, ketakutan akan bertambah, lalu Anda memiliki semua ide budaya dan memasukkannya juga, sekarang Anda bahkan lebih merasa takut.”
Jalal mengatakan, penjelasan ilmiah atas kelumpuhan tidur dapat membantu orang-orang yang mengalami pengalaman ketakutan dan stres tertentu karena mempelajari dari budayanya, yang lalu dihubungkan dengan makhluk gaib.
(Baca juga:
Penjelasan Ilmiah Soal Ketindihan Makhluk Halus Saat Tidur)
(win/mer)