Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan berita baru lagi jika ukuran penis merupakan masalah besar untuk ego lelaki. Namun, ada ukuran lain yang ternyata sama pentinya bagi kaum Adam. Apa itu?
Yakni, berapa banyaknya air mani yang dialami saat ejakulasi setiap kali orgasme. Hal tersebut sudah menjadi subjek penelitian.
Sebuah penelitian disampaikan akhir musim gugur lalu di World Meeting on Sexual Medicine. Hasilnya kemudian dipublikasikan sebagai abstrak dalam Journal of Sexual Medicine. Para peneliti menemukan, lelaki cenderung membesar-besarkan volume sperma mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyaknya sperma memiliki hubungan dengan kepuasan seksual lelaki. Demi mengetahui seberapa besar dampak dari kuantitas air mani terhadap lelaki, tim peneliti pun melakukan penelitian terhadap 70 responden.
Peneliti meminta peserta menjawab pertanyaan tentang jumlah air mani yang para responden yakini sudah mereka produksi. Selain itu juga apakah jumlahnya berubah seiring bertambahnya usia, dan seberapa puas mereka dengan jumlah yang dirasakan tersebut.
Hasilnya, sebagian besar lelaki membesar-besarkan jumlah yang mereka keluarkan, dan jumlah produksi sperma yang mereka yakini itu memainkan peran penting terhadap kepuasan laki-laki.
Di luar penelitian tersebut, muncul pertanyaan lain. Mengapa lelaki tampaknya berpikir bahwa kuantitas air mani sebanding dengan kecakapan seksual? Yang juga merupakan bagian dari pemikiran tersebut adalah, pola pikir umum bahwa lebih besar penis maka lebih baik, kata terapis seks Ian Kerner, penulis buku
She Comes First.
Namun, fakta tersebut juga mencerminkan bagaimana pornografi telah membentuk pandangan orang-orang tentang apa yang normal dan apa yang tidak. “Saya melihat banyak orang khawatir bahwa mereka tidak cukup berejakulasi,” kata Kerner.
“Kekhawatiran tersebut tampaknya didorong oleh ekspektasi berdasarkan apa yang mereka saksikan dalam film porno, di mana seorang lelaki akan menghasilkan propulsi air mani yang sering dipalsukan.”
Sebagai catatan, jumlah rata-rata air mani yang keluar saat laki-laki orgasme adalah sepertiga sendok teh sampai kurang sedikit dari satu sendok teh. Jumlah itu tergantung pada banyak faktor. Misalnya berapa lama semenjak laki-laki mengalami klimaks terakhir, serta usianya. Pada usia 40-an dan 50-an, laki-laki menghasilkan cairan sperma yang lebih sedikit per ejakulasi.
Maka tidak mengherankan jika laki-laki di atas usia 60, menurut penelitian, adalah kelompok yang paling merasa tidak puas dengan sperma yang mereka hasilkan. Meski demikian, Kerner menjelaskan bahwa jumlah air mani tidak ada hubungannya dengan stamina seksual.
(win/win)