Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang laki-laki asal Amerika Serikat mengaku hanya memiliki 100 orgasme lagi sebelum impotensi selamanya. Dokter mendiagnosisnya dengan kondisi langka. Setiap kali ia ejakulasi, akan terbentuk jaringan parut di penis yang bisa membuatnya kehilangan kemampuan ereksi selamanya.
Laki-laki berusia 34 tahun yang hanya dikenal dengan inisial RLS, mengaku telah menemui banyak dokter, tapi tak ada yang mampu menjelaskan penyebab kondisinya. Mereka menyebutnya dengan ‘idiopathic fibrosis of the corpora cavernosa’, yang pada dasarnya berarti terbentuknya jaringan fibrosa atau jaringan parut keras di penis.
Namun, dokter mengatakan, seperti dilansir dari
Daily Mail, terbentuknya jaringan parut di penis yang mungkin menyebabkan impotensi, mustahil bisa memprediksi jumlah pasti sisa orgasme sebelum penisnya benar-benar ‘berhenti bekerja’.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pada dasarnya, ada semacam waduk di penis Anda yang terisi dengan darah ketika Anda ereksi. Dalam kasus saya, setiap kali saya ereksi, itu menyebabkan reaksi autoimun (serangan kekebalan sistem tubuh sendiri yang menghancurkan jaringan sehat) yang menyebabkan terbentuknya jaringan parut di waduk tersebut,” tulis RLS dalam surat elektroniknya, dilansir dari laman
BroBible.
“Pada akhirnya, jaringan parut akan membuat saya tidak pernah ereksi lagi,” katanya.
Fibrosis penis adalah gejala dari kondisi langka yang disebut penyakit Peyronie. Dikutip dari lamam
Mayo Clinic, Peyronie merupakan kondisi terbentuknya jaringan parut fibrosa atau plak di penis yang menyebabkannya melengkung dan membuat ereksi terasa sangat menyakitkan.
Plak terbentuk karena suatu peradangan yang dapat berkembang menjadi jaringan fibrosa. Meskipun penyebab penyakit Peyronie tidak diketahui pasti, beberapa dokter berteori bahwa kelengkungan terjadi akibat adanya trauma pada penis.
Perlu diketahui, pada kondisi normal, ereksi penis biasanya lurus seperti panah. Tapi pada laki-laki penderita Peyronie, penis bisa melengkung tajam ke arah kiri, kanan, atas atau bawah, bahkan menjadi lebih pendek, sehingga membuat hubungan seksual tidak mungkin terjadi.
Dalam persentase kecil, penyakit Peyronie hilang dengan sendirinya. Tetapi dalam banyak kasus, kondisi ini akan tetap stabil atau memburuk. Peyronie membuat laki-laki kesulitan berhubungan seks, bahkan menyebabkan kesulitan mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi). Pengobatan mungkin diperlukan jika kelengkungan pada penis terjadi cukup parah.
(mer)