Tanpa Hujan Merata di Jakarta, Imlek Tak Mesti Jadi Kelabu

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 19 Feb 2015 17:28 WIB
Baik deras atau hanya rintik, menurut pakar feng shui Djohar Koh lebih penting makna hujan saat Imlek itu sendiri.
Riak hujan. (slav/thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hujan dan Imlek seperti dua kata yang saling bertautan. Tak heran, karena sejumlah warga Tionghoa  masih ada yang mempercayai bahwa hujan di hari Imlek adalah pertanda keberuntungan.

“Kalau yang tua-tua dan mengerti, hujan saat Imlek memang jadi bahagia. Hujan justru diharapkan. Biasanya memang jam 9 malam sampai jam 12 di malam Imlek tidak akan turun hujan. Habis itu baru akan turun hujan rintik,” kata Tjoen Hauw, warga Petak Sembilan.

Tjoen Hauw menyebut para tetua warga Tionghoa sering mengibaratkan hujan sebagai sumber keuangan. Maka tak jarang usai upacara keagamaan kalau hujan datang akan lebih menyenangkan. “Kasarnya permohonannya dikabulkan,” kata Tjoen Hauw.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun dengan kondisi alam yang sulit diramalkan kini agak sulit menantikan hujan sangat lebat. Seperti yang terjadi saat ini di Jakarta.

Sejak pagi mendung hanya menggantung di sebagian area Jakarta. Setelah sempat gerimis di sebagian kota, hujan berhenti turun. Meski di sebagian lain hujan cukup deras mengguyur.

Baik deras atau hanya rintik, menurut pakar feng shui Djohar Koh lebih penting makna hujan saat Imlek itu sendiri. Karena kata Djohar Koh, hujan dianggap membawa berkah karena dengan hujan tanaman akan bisa panen dengan baik.

“Hujan dikala Imlek memang diharapkan menurut tradisi dan kepercayaan, biarpun hanya beberapa tetes,” kata Djohar Koh saat dihubungi CNN Indonesia.

Jadi bagi yang mempercayai hubungan hujan dan Imlek tak perlu memandang kelabu perayaan kali ini kan, meski hujan hanya turun malu-malu?

(utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER