-- Jadi pemandangan jamak di sejumlah tempat makan di mana sebagian pengunjung, dari anak-anak sampai dewasa, asyik dengan
masing-masing sembari menunggu makanan terhidang di meja.
Namun tidak demikian halnya pemandangan di dua kafe di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Di The Cat Cabin dan Cutie Cats Cafe, ada si penyita perhatian: belasan kucing yang gemuk dan lucu!
, merekam kebersamaan dengan si meong. Benar-benar meluangkan satu jam yang berharga bersama makhluk berbulu yang satu ini.
Kafe yang terletak di lantai dua The House of Pika-pika di Jalan Kemang No. 12 F ini boleh dibilang kafe kucing pertama di Jakarta. Lia Kurtz, sang pemilik, memang pencinta kucing.
Kafe ini dibangun bersama suami, Michael Kurtz, yang berkebangsaan Jerman, dan dibuka pada 12 Februari 2015. Di sini, pengunjung bisa bermanja dengan 16 kucing peliharaan Lia.
“Sebelum membangun kafe ini, saya mensurvei 30-an kafe kucing di berbagai negara, juga berkonsultasi dengan pakar serta anggota Indonesian Cat Association (ICA),” kata Lia.
Karena itu, Lia menjamin semua kucing di kafenya sehat-sehat (dan lucu-lucu, tentu saja). Demi menjaga kesehatan si kucing, ia tidak menyediakan makanan yang membuat para kucing bernafsu.
Hanya tersedia camilan seperti cupcake dan carrot cake serta minuman ringan apple sparkle. Semua menu diberi nama sesuai peliharaannya, dari Bumble, Mister Kenji, sampai Moka.
Dekorasi didesain secara khusus, sehingga kawanan kucing ini bisa leluasa melintasi rak, jembatan, sampai “menara kuku” di mana si kucing bisa menggaruk tiang menara dan bermain petak umpet.
Cutie Cats Cafe
The House of Pika-pika lantai dua
Jalan Kemang 1 nomor 12F
Jakarta Selatan
Telepon: 021-71793263
E-mail:
[email protected]Buka: Senin-Minggu, 10.00-21.00 WIB
Tak hanya lokasinya saja yang berdekatan, waktu pembukaan kafe milik Ayu dan Tama ini pun hanya berselang dua hari dari Cutie Cats Cafe, pada 14 Februari 2015.
Sebelum memasuki ruangan, pengunjung dibekali buku panduan, yang antara lain berisi tata tertib, serta tak ketinggalan profil para penghuni berbulu: 11 kucing aneka ras!
Ada Tomo, si Persian jantan yang
cool, lalu Batman dan Badtz yang berwajah sehitam arang. Ada juga si belang tiga Pitak dan Cemong, serta trio “kucing kampung” Flavis, Giallo, dan Nona.
“Saya dan Tama memang suka kucing,” kata Ayu. “Sebagian kucing di sini milik saya, sebagian lagi punya teman-teman kami. Kalau Tama malah tidak pelihara kucing.”
Ayu dan Tama mengaku terinspirasi kafe kucing di Singapura dan Eropa. Dengan mendirikan kafe ini, mereka menerapkan ilmu bisnis sekaligus mengakrabi fauna favorit.
Asyiknya, pengunjung bisa memilih beberapa tipe tempat duduk yang berbeda, dari ala lesehan, sofa, sampai kursi meja makan standar. Di mana pun sama asyiknya selama bersama si pus.
The Cat Cabin
Jalan Kemang Raya No. 31 lantai dua
Jakarta Selatan
Telepon: 021-71795243
E-mail:
[email protected]Buka: Selasa-Kamis pukul 10-21.00 wib, Jumat-Minggu, 10.00-22.00, Senin tutup Memasuki kedua kafe kucing tak bisa sembarangan. Ada sederet peraturan yang harus dipatuhi pengunjung. Hal ini demi kenyamanan kedua makhluk: kucing dan manusia.
Mengingat ruang yang relatif kecil, pengunjung harus melakukan reservasi terlebih dulu. Waktu kunjungan pun dibatasi hanya satu jam (bisa menambah jam lagi, tergantung situasi).
Sebelum memasuki ruangan, pengunjung dipersilakan “memarkir” alas kaki di rak khusus, diganti dengan sandal khusus atau slipper kotak-kotak. Tak lain agar ruangan terjaga bersih.
Bermanja dengan si meong pun ada aturannya. Di antaranya tidak memberi makanan manusia kepada kucing, atau membiarkan satwa berbulu ini mengendus, apalagi melahap makanan manusia.
Si kucing hanya boleh dibelai atau diajak bermain dengan peralatan yang disediakan. Bila ingin menggendong atau merekam imaji bersama si kucing, harus sepengetahuan staf.
Tentu saja tidak semua hal terlarang, karena pengunjung boleh membaca buku tentang kucing, juga memirsa rekaman video berisi pengetahuan ilmiah tentang kucing.