Jakarta, CNN Indonesia -- Hari lahir merupakan momen istimewa bagi setiap orang. Tak ayal banyak orang yang memperingatinya dengan perayaan atau acara spesial lainnya dan menyebutnya sebagai momen ulang tahun.
Berbicara tentang ulang tahun, masyarakat Ternate punya tradisi khusus untuk merayakan ulang tahun sultannya. Mereka mengemasnya dalam bentuk festival budaya yang diberi nama Festival Legu Gam. Tahun ini festival Legu Gam akan berlansung sejak 11 April sampai 30 April 2015.
Festival rakyat ini merupakan tradisi penduduk Maluku Utara yang menggambarkan kesatuan antara keluarga kerajaan dan rakyat biasa. Simbol gelaran ini adalah tarian legu, yaitu tarian kerajaan yang secara tradisional dilakukan hanya di acara-acara resmi kesultanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Festival Legu Gam akan dilakukan ritual Gam Maracahaya. Ini merupakan sebuah parade yang dilakukan oleh masyarakat yang membawa obor menggunakan kapal tradisional untuk mengelilingi pulau, seperti dilansir dari laman
Indonesia Travel.Selain itu, ada juga ritual mendaki ke puncak Gunung Gamalama. Tak ketinggalan, akan ada pameran, bazar, pertunjukan budaya dan tradisional, serta atraksi menarik lainnya.
Yang spesial dalam acara ini akan ada presentasi makanan tradisional terpanjang yang nantinya akan memecahkan rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI). Berbagai makanan tradisional yang berbeda dari Ternate dan Maluku Utara akan disajikan pada tempat khusus sepanjang satu kilometer dari halaman Istana Sultan ke desa Sangaji.
Tapi, sepertinya perayaan Festival Legu Gam kali ini tidak akan semeriah tahun sebelumnya. Masyarakat Ternate masih dirundung duka atas kepergian sultannya, Mudhafar Sjah, yang mangkat pada 19 Februari 2015 lalu. Tahun ini perayaan ulang tahun akan berubah menjadi "Tabligh Akbar" atau doa massal untuk mendoakan sultan dan masyarakat Ternate sendiri.
Semua orang dari seluruh pulau maupun dari luar pulau akan berkumpul di Kedaton atau Istana Sultan Ternate dan berpartisipasi dalam banyak pertunjukan seni dan budaya tradisional.
(mer/mer)