Jakarta, CNN Indonesia -- Sulit untuk mempelajari deja vu di laboratorium. Deja vu atau perasaan aneh yang Anda dapatkan ketika merasakan pengalaman yang sebelumnya pernah terjadi termasuk fenomena langka dan sulit untuk direproduksi. Namun, ada kesamaan antara deja vu dan pengalaman yang lebih umum ketika melihat seseorang yang tampaknya tidak asing, tetapi lupa siapa namanya, bagaimana saling mengenal, dan di mana pernah bertemu.
Tidak seperti deja vu, para ilmuwan dapat menguji perasaan keakraban tersebut di laboratorium. Salah satu cara mereka melakukannya adalah dengan meminta peserta penelitian untuk memindai dan menilai cepat keakraban wajah atau tempat yang sebelumnya pernah mereka lihat, dan orang-orang yang mereka lihat untuk pertama kalinya.
(Baca juga:
Deja vu, Gangguan Ingatan, Halusinasi, atau Pengalaman Gaib?)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi tersebut telah membantu para peneliti memahami bahwa perasaan keakraban dan ingatan adalah dua bentuk yang berbeda dari memori yang bekerja sama selama kesadaran. Saat orang mengalami perasaan keakraban dengan cepat, ingatan justru membutuhkan waktu lebih lama untuk berproses.
Misalnya, ketika Anda memulai percakapan santai dengan seseorang yang menurut perasaan Anda pernah mengenalnya, otak Anda akan mulai merinci detail yang memicu memori untuk mengungkapkan nama orang tersebut dan bagaimana Anda mengenalnya.
Studi dengan menggunakan functional MRI (fMRI) mengungkapkan bahwa ketika orang membedakan perasaan keakraban dari wajah baru, perubahan aktivitas otak terjadi di daerah lobus temporal yang disebut korteks peririnal. Sebaliknya, daerah terdekat yang disebut korteks parahippocampal menunjukkan perubahan aktivitas ketika orang membedakan bangunan yang terasa akrab dari bangunan-bangunan yang baru pertama kali ia lihat.
Dengan demikian, deja vu untuk wajah mungkin merupakan hasil dari pesan yang dikirim dari korteks peririnal, sedangkan deja vu untuk tempat mungkin berasal dari pesan yang disampaikan dari korteks parahippocampal, seperti dilansir dari laman brainfacts.org.
Kedua wilayah otak ini mengirimkan informasi mereka ke hippocampus, yaitu daerah otak yang bertanggung jawab untuk ingatan. Jadi, deja vu mungkin mencerminkan kombinasi konvergensi sinyal dari kedua wilayah peririnal dan parahippocampal ke hippocampus.
(mer/mer)