Sensasi Unik Meneguk Bir Jahe Tanpa Alkohol Khas Australia

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Selasa, 21 Apr 2015 19:00 WIB
Di Australia Culinary Trails 2015, salah satu gerai menghadirkan bir yang unik. Bir ini tak memabukkan karena dibuat dari jahe.
Bir jahe (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Belakangan ini, bir tengah menjadi buah bibir yang ramai dibicarakan masyarakat sampai pejabat di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya larangan penjualan bir di minimarket.

Tak dimungkiri, pelarangan ini terkait adanya kandungan alkohol di dalam tiap teguk minumannya. Namun di tengah masalah bir di tanah air, salah satu gerai di festival makanan Australia Culinary Trails 2015 di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, menyajikan bir. Gerai ini ramai disambangi banyak pengunjung festivalnya.  

Jangan dulu salah sangka, gerai ini menawarkan bir yang tak memabukkan. Bir ini disebut bir jahe. Dengan label ginger beer, banyak orang yang penasaran akan rasanya dan tak percaya jika bir ini tak mengandung alkohol.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertanyaan pun selalu terlontar dari pengunjung manakala menyambangi tempat bir ini. "Kandungan alkoholnya berapa persen?" atau "Ini ada alkoholnya enggak?"

Dan penjaga tenan pun menjawab tidak. Beberapa pengunjung tampak terheran-heran dan sedikit kaget. Beberapa dari mereka langsung antusias mencoba sementara beberapa lainnya langsung membeli.

Saat CNN Indonesia mencicipi ginger beer dengan merek Bundaberg asli dari Queensland, Australia ini, rasanya begitu unik. Tadinya terpikir akan adanya rasa jahe yang kuat dan menyengat seperti pada minuman jahe tradisional Indonesia. Tapi nyatanya anggapan ini tak terbukti.

Minuman ini sebenarnya merupakan minuman jahe bersoda. Rasa jahenya terasa pas, tidak terlalu berat namun juga tidak terlalu ringan. Sensasi nyelekit sodanya membuat kenikmatan tersendiri. Sepertinya minuman ini lebih cocok diteguk dalam keadaan dingin.

Selain ginger beer ada juga sarsaparilla dan creaming soda. Namun rasanya tak seberapa unik dibandingkan ginger beer. Sarsaparilla lebih terasa seperti minuman khas di salah satu restoran cepat saji.

Sementara creaming soda lebih seperti minuman bersoda berwarna merah yang ada di pasaran. Bedanya, creaming soda ini tidak meninggalkan bekas merah pada bibir atau lidah Anda. Satu botol minuman ini dapat Anda bawa pulang dengan harga Rp 20 ribu.

Perkenalkan kuliner Australia

Gerai penjual bir jahe ini hanyalah satu dari 15 gerai yang mengikuti festival makanan Australian Culinary Trails 2015. Acara ini merupakan acara tahunan yang kedua kalinya diadakan oleh Kedutaan Besar Austalia.

Di tahun keduanya ini, Australia Culinary Trails (ACT) 2015 diselenggarakan dengan sedikit berbeda. "Tahun lalu ada di beberapa tempat berbeda di Jakarta, seperti Miele House, Hero dan Tugu Kunsktring. Tapi sekarang kami jual produk lebih banyak di satu lokasi, Grand Indonesia," kata Trade & Investment Commisioner Australian Trade Commission, Matthew Durban, saat ditemui usai acara pembukaan ACT, Selasa (21/4).

Di sini, Anda bisa menemukan produk asli Australia seperti makanan ringan, cokelat, bahkan wine. Anda juga dapat mencicipi makanan yang disediakan di 15 tenan yang ada di sekitar area ACT. Ada kopi khas Indonesia, waffle, es krim, bahkan siomay.

Sayangnya, meski mengangkat nama Australia, tapi tenan-tenan tersebut tidak menjual makanan khas Australia. Mereka hanya menjual produk yang memang merupakan bisnis mereka, tak peduli apakah itu makanan Austalia atau bukan.

"Jadi mereka emang enggak menjual makanan khas Australia. Mereka adalah alumni pelajar Australia yang punya bisnis kuliner," kata Business Development Manager Australia Trade Commission, Debora Gracia pada CNN Indonesia.

Sementara itu produk Australia asli hanya ditujukan pada makanan siap santap atau makanan dalam kemasan dengan merek asli Australia, seperti cokelat Cadbury, Nuttela, Poppin, Bloss Boms, Carman's, Heinz dan lain sebagainya.

"Kami lebih ingin memperkenalkan ke khalayak tentang produk Australian food & beverages," ujar Debora menambahkan.

Selain bisa berbelanja penganan khas negeri kanguru dan mencicipi kuliner buatan para alumni pelajar Australia, event ini juga mengadakan berbagai bahasan tentang makanan. Mulai dari membicarakan bisnis food & beverages, kelas fotografi makanan atau mencicipi wine. Ada juga demo memasak serta lomba-lomba makan.

"Kami lebih ingin memperkenalkan ke khalayak tentang produk Australian food & beverages," ujar Debora menambahkan.

Selain bisa berbelanja penganan khas negeri kanguru dan mencicipi kuliner buatan para alumni pelajar Australia, event ini juga mengadakan berbagai bahasan tentang makanan. Mulai dari membicarakan bisnis food & beverages, kelas fotografi makanan atau mencicipi wine. Ada juga demo memasak serta lomba-lomba makan.

ACT 2015 akan berlangsung mulai tanggal 21-26 April 2015 di Grand Indonesia West Mall, Jakarta Pusat.  (chs/utw)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER