Jakarta, CNN Indonesia -- Kain tradisional yang populer kini tak terbatas hanya pada batik. Kain tradisional daerah lain juga mulai terangkat ke panggung nasional bahkan dunia.
Salah satu jenis kain tradisional yang tengah populer adalah kain songket. Indahnya songket dan rumitnya proses pembuatan sehelai kainnya membuat harganya menjadi cukup mahal.
Dikatakan Oke Rajasa, Ketua Cita Tenun Indonesia, setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan kain songket dan tenun masing-masing. "Semua daerah punya ciri khas kainnya masing-masing," ucap Oke usai acara Tumpahan Sollok Sambas di Kembang Goela, Jakarta, Selasa (5/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hebatnya lagi, kain songket bukan hanya ada di wilayah Sumatera. Dikatakan Oke, songket juga diproduksi di Sambas, Kalimantan Barat.
"Kain tenun Sambas itu punya ciri khas yang tidak ada di tenun daerah lain," katanya.
Kain Sambas memiliki ciri khas yang bergaya Melayu. Gaya Melayu ini dilambangkan dengan adanya benang emas di dalam tenunan kainnya.
"Selain itu, yang membedakan kain tenun Sambas dengan kain lainnya adalah pinggiran kainnya," ujar Oke.
Pinggiran kain yang dimaksud Oke adalah bagian pinggir kain berwarna putih polos dan tak terkena tenunan. Bisa dibayangkan, kain putih di pinggir ini mirip dengan bagian pinggiran bahan baju biasa yang belum terjahit.
"Dulunya, anak ke berapa dari Raja Melayu itu kasih sign di dalam kainnya sebelum menenun. Itu ada 3-5 jalur benang lungsin dan pakan benang vertikal putih di kiri dan kanannya. Ini sign dari kain Sambas dan tidak ada di songket lainnya," ucapnya.
Tak seperti kain songket atau tenun daerah lainnya yang punya warna khas, Oke mengatakan kalau kain Sambas tidak punya warna khusus. "Kainnya multicolor," kata Oke. "Yang khas hanya dilihat dari motifnya."
Motif khas dari kain Sambas ini biasanya didominasi oleh motif bunga-bungaan, misalnya bunga ketunjung, mawar, kembang tanjung sampai bunga manggar kelapa.
(chs/mer)