Boalemo Belajar 'Jurus' Pariwisata dari Lombok Utara

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 07 Mei 2015 16:55 WIB
Mengembangkan sebuah destinasi pariwisata baru tidaklah mudah. Para pengelola harus paham betul karakteristik destinasi yang mereka tangani.
Ilustrasi (Thinkstock/MasterLu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mengembangkan sebuah destinasi pariwisata baru tidaklah mudah. Para pengelola harus paham betul karakteristik destinasi yang mereka tangani. Kalau bisa, belajar dari daerah lain yang sudah memulai lebih dulu pun bisa dilakoni.

Baru dua tahun mengembangkan destinasi wisatanya, Dinas Pariwisata Boalemo, Gorontalo mengaku banyak belajar dari Lombok Utara. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Boalemo, Kusnan Sudrajat saat bertemu dengan CNN Indonesia, Selasa (5/5) lalu di kawasan Kuningan, Jakarya Selatan.

Kusnan menyadari betul bahwa salah satu kesuksesan pariwisata terletak pada masyatakatnya, tak hanya destinasi yang indah semata. Untuk itu ia melakukan berbagai usaha demi mendidik masyarakat agar lebih terbuka, karena ini demi kemajuan ekonomi mereka juga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia tahu dengan adat dan budaya Muslim yang sangat kental akan sulit bagi masyarakat 'menerima' kunjungan wisatawan asing di sana nantinya. Untuk mencegah culture shock itu, Kusnan punya jurus jitu.

"Gorontalo termasuk daerah Muslim di Indonesia. Kami bikin pariwisatanya harus penuh kehati-hatian," kata Kusnan. Ia pun memilih Lombok Utara sebagai acuannya untuk mengembangkan pariwisata.

Kusnan berujar, Boalemo memiliki banyak kemiripan dengan Lombok Utara. Mulai dari jenis wisata sampai masyarakatnya. "Lombok Utara mirip Boalemo. Dia punya disebut daerah 1000 masjid. 90 persen warganya Muslim," ujar Kusnan.

Berdasarkan kesamaan itu, Kusnan membawa 12 tokoh masyarakatnya ke Lombok Utara, terutama Gili untuk belajar mengenai pariwisata. "Kami membawa pemuka agama, mulai dari pendeta, imam masjid, LSM yang vokal. Saya bawa ke sana," kata Kusnan.

Di sana mereka diajak berdialog dengan tokoh masyarakat lainnya. Mereka pun diberi pemahaman tentang penerimaan terhadap budaya barat. "Budaya barat masuk enggak apa-apa tapi bagaimana kitanya jangan terpengaruh saja," ujar Kusnan menyampaikan intisari pembelajaran mereka di Lombok Utara.

Dengan cara ini diharapkan penerimaan wisatawan asing ke Boalemo bisa lebih mudah sehingga pariwisata bisa berkembang lebih luas. "Apa yang mereka bawa pulang dari Lombok dikasih tahu ke masyarakat."

"Dulu kalau lihat bule celana pendek masyarakat tidak bisa terima. Tapi sekarang sudah ada perubahan," kata Kusnan.

Dengan cara ini ia berharap pariwisata Boalemo akan cepat maju. "Kalau memajukan pariwisata salah satunya lewat masyarakat. Kalau engga habis."

Tak hanya belajar dari daerah lain, Kusnan juga sering memberikan pengetahuan sadar wisata pada warga Boalemo. Salah satunya terhadap para pemilik warung makan.

Ia berujar seringkali pemilik warung makan melayani pembeli dengan penampilan yang berantakan. Bahkan belum mandi. Melihat hal ini ia pun geram.

"Saya bilang ke mereka, 'Biarpun makanan kalian enak tapi penampilan kalian begitu, habis orang makan dia muntah. Bikin sebagus mungkin, dari penampilan juga'. Itu yang akan kita ubah pelan-pelan," ujar Kusnan.



(mer/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER