Seblang Tarian Mistis yang Tak Pernah Bisa Dipanggungkan

Utami Widowati | CNN Indonesia
Sabtu, 09 Mei 2015 10:22 WIB
Banyuwangi bukan cuma punya tarian Gandrung. Salah satu yang unik dan jadi kebanggaan masyarakat Banyuwangi adalah tarian Seblang.
Gambar penari Seblang di kaus putih (CNN Indonesia/Utami Widowati)
Banyuwangi, CNN Indonesia -- Salah satu yang terkenal dari Banyuwangi adalah atraksi tari Gandrungnya. Tarian ini biasanya dibawakan oleh sejumlah penari perempuan yang boleh dikata beberapa bagian gerakannya mirip campuran dari gerak tari Bali dan Jawa.

Tarian ini biasanya dibawakan sebagai tarian selamat datang. Yang unik adalah hiasan kepala keemasan penari Gandrung yang menutupi hampir seluruh bagian kepalanya.

Tapi Banyuwangi bukan cuma punya tarian Gandrung. Salah satu yang unik dan jadi kebanggaan masyarakat Banyuwangi adalah tarian Seblang. Namun sungguh agak sulit untuk menggambarkan bagaimana tarian ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasalnya tarian ini tak bisa dipanggungkan. Sang penarilah 'yang memilih' kapan dia ingin menarikan tarian ini. Sang penari biasanya bergerak dalam kondisi trance alias di bawah alam bawah sadar.

Pada awalnya CNN Indonesia melihat pelukis kaus Yuri dari Pot on T-Shirt yang sedang beraksi dengan kuasnya, dengan kanvas sebuah kaus putih.

Yuri menggambar seorang gadis muda dengan wajah sebagian tertutup hiasan dari dedaunan dan kepala tertutup hiasan bunga-bungaan.

Mata si gadis terpejam dengan semburat garis-garis di bagian dahi layaknya orang yang berkonsentrasi.

"Ini tarian Seblang, biasanya orang Banyuwangi dikenalnya dengan tarian Gandrung. Tapi ini beda. Karena dia menarinya dalam kondisi kesurupan," kata Yuri.

Sayang Yuri tak bisa menjelaskan lebih lanjut tentang tarian ini. Namun kemudian dia memperkenalkan Pramoe Soekarno dari Dewan Kesenian Banyuwangi dan John Lee dari Catharina Event Organizer.

"Tak seperti tarian lain, penari Seblang tak bisa dipilih asal dari siapa saja yang bisa menari," kata John Lee.

Penarinya haruslah berasal dari keturunan tertentu pada sebuah keluarga di dua desa Banyuwangi, yakni desa Olehsari dan Bakungan. Ya, memang cuma di dua desa di kawasan wisata Osing itu yang punya tradiasi tarian Seblang.

Bedanya tarian Seblang di Olehsari hanya boleh ditarikan oleh anak gadis yang masih perawan. "Sementara di Bakungan justru ditarikan oleh perempuan yang sudah sepuh-sepuh itu," kata Pramoe.

Biasanya penari yang harus membawakan tarian dipilih oleh tetua desa yang juga memilihnya lewat kondisi trance empat kali dalam sebulan menjelang sang penari beraksi. "Jadi kalau dalam beberapa kali yang disebut satu nama. Biasanya nama itulah yang langsung dipersiapkan untuk menari," kata Pramoe.

Pengrajin kaus lukis bergambar gadis penari Seblang yang misterius di pameran seni dan budaya yang mengiringi acara Tour De Banyuwangi-Ijen, Taman Blambangan, Banyuwangi.
Buat si penari dan keluarganya, terpilih menjadi penari dianggap kebanggaan. Penari biasanya akan menari sesuai waktu kapan dia akan menari. Di desa Olehsari ada anak SD yang tepilih menari, pagi dia akan sekolah seperti biasa.

"Baru pukul 13.00 dia akan kerasukan dan menari sampai sore. Lalu sadar, besoknya dia begitu lagi," kata Pramoe.

Pernah karena dianggap bisa menjadi daya tarik wisata pemerintah daerah mencoba membuat pentas. "Tapi ya enggak bisa 'jadi' kalau si penarinya sendiri tidak mau. Tariannya sendiri tidak ada pakemnya karena semau-mau penarinya saat kondisi trance itu saja."

Tarian Seblang di Olehsari biasa muncul sepekan setelah Lebaran. Sementara Seblang versi Bakungan dengan penari yang lebih tua dan hiasan rambut layaknya penari Gandrung yang disebut Omprok diselenggarakan usai Lebaran Haji.

Tarian ini konon muncul sebagai ucapan syukur. Saat dibawakanpun diiringi dengan lagu-lagu yang berisi tentang kebijakan dalam kehidupan.


(utw/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER