Jakarta, CNN Indonesia -- Masalah gigi berlubang, infeksi dan lainnya bukan hanya dialami oleh masyarakat urban di kota-kota besar. Masalah-masalah gigi ini ternyata juga dialami penduduk pelosok Indonesia Timur.
Menurut data Riskesdas 2013, masih banyak penduduk Indonesia Timur yang mengalami masalah gigi.
Dalam data ini, prevalensi masyarakat Maluku dan Nusa Tenggara Barat yang memiliki masalah gigi dan mulut adalah sebesar 27 persen. Melani S. Djamil, profesor dan dokter gigi mengungkapkan nilai ini setara dengan 1 dari 4 orang penduduk Maluku dan Nusa Tenggara Barat memiliki masalah gigi dan mulut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun angka pada data ini pasti bisa lebih besar lagi yang punya masalah kesehatan gigi," katanya. "Khusus untuk Banda, sebenarnya sudah termasuk dalam data ini. Tapi kurang spesifik karena data ini hanya membandingkan data di pulau-pulau saja, bukan kepulauan. Jadi datanya kurang spesifik."
Ditambahkan dia, hal ini sangat mungkin terjadi karena banyak faktor. Masalah yang pertama adalah banyaknya penduduk pedalaman yang belum mengenal alat sikat gigi yang benar. Selain itu, teknik menyikat gigi yang dipakai pun belum sepenuhnya benar.
"Masalah lainnya adalah sangat sedikitnya dokter gigi yang ada di sana," katanya.
"Mau cari sikat gigi yang benar saja sulit apalagi dokter gigi."
Hal ini semakin diperparah dengan adanya kondisi bahwa segala jenis pengobatan dari beragam penyakit diserahkan kepada kepala desa. "Kalau sakit gigi, kepala desa yang langsung cabut gigi dengan tang," kata Shane Granger, kapten kapal Sail Vega yang banyak membawa bantuan kesehatan ke 18 pulau di timur Indonesia.
"Yang bahaya, kalau kepala desanya tidak tahu bagaimana pengobatan gigi. Semuanya main asal cabut. Ini bisa infeksi dan menjalar sampai ke bagian tubuh lainnya," ujar Mel.
(chs/mer)