Jakarta, CNN Indonesia -- Orang-orang kelebihan berat badan yang pernah mengalami serangan jantung bisa hidup lebih lama daripada orang sehat. Hal ini disebabkan karena lemak tertentu terprogram untuk menjaga tubuh dari penyakit jantung, berdasarkan penelitian terbaru di Inggris.
Dilansir dari laman
Independent, penelitian dari Universitas Oxford melaporkan, lemak tubuh dapat bertugas sebagai baris terakhir pertahanan terhadap serangan jantung dan stroke dengan melepaskan bahan kimia anti-inflamasi.
Temuan, yang dipresentasikan pada Konferensi Kardiovaskular Inggris di Machester ini, menantang pendapat konvensional yang mengatakan, lemak tubuh merugikan kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian ini bisa menjelaskan, mengapa beberapa orang dengan Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index/ BMI) ekstrem seringkali hidup lebih lama dari orang-orang dengan BMI sehat.
Para ilmuwan memelajari sampel jaringan pasien yang telah menjalani operasi jantung. Mereka menemukan adanya serangkaian bahan kimia yang dilepaskan dari lemak tubuh tertentu ketika terjadi serangan jantung atau stroke, untuk menanggapi peringatan yang dikirim oleh jantung dan arteri sekitarnya.
Charalambos Antoniades, pemimpin penelitian yang merupakan profesor kedokteran kardiovaskular di Universitas Oxford, mengatakan, temuan ini akan mengubah cara pandang manusia terhadap lemak tubuh.
“Lemak mempunyai reputasi buruk, tapi kami akhirnya belajar lebih banyak tentang bagaimana dan mengapa (lemak) jenis tertentu sangat penting untuk kesehatan jantung.”
“Meskipun mayoritas lemak berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit, tapi ada beberapa bahan kimia baik yang memiliki manfaat kesehatan.” Antoniades menambahkan, temuan ini dapat mengubah cara manusia memandang lemak di masa depan.
“Kita jangan hanya harus berniat untuk menurunkan berat badan. Langkah berikutnya adalah mengembangkan pengobatan yang dapat memanfaatkan sifat lemak yang menyehatkan.”
(win/mer)