Dilecehkan Wanita, Pelayan Bar Skotlandia Tolak Pakai Kilt

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 21 Jul 2015 16:04 WIB
Sekelompok pelayan bar kini menolak memakai pakaian berbahan tartan tersebut lantaran muak dengan cemoohan banyak pelanggan perempuan.
Ilustrasi bar. (Thomas Hawk/Flickr)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu keunikan dari budaya Skotlandia adalah kilt, yakni pakaian tradisional kaum Adam yang berupa rok berlipat dengan motif kotak-kotak.

Namun, sekelompok pelayan bar kini menolak memakai pakaian berbahan tartan tersebut lantaran muak dengan cemoohan banyak pelanggan perempuan.

Ilustrasi kilt, pakaian tradisional Skotlandia. (Jeff J Mitchell/Getty Images)
Menurut asisten manajer Hootany Pub, Iain Howie, banyak pelanggan perempuan menyingkap rok para pelayan untuk melihat apakah mereka menggunakan pakaian tradisional dengan benar — yakni tanpa pelapis di bagian dalam —  layaknya pria Skotlandia sejati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada sekelompok besar perempuan peminum berkeliling di sekitarmu ketika kamu sedang sibuk mengumpulkan gelas dan mereka mempertanyakan apakah kamu orang Skotlandia sejati dan mereka mencoba mencari tahu dengan cara mereka sendiri," ujar Howie seperti dikutip The Telegraph.

Insiden itu sering kali terjadi pada akhir pekan, waktu paling sibuk bagi kelab tersebut. "Awalnya, itu lucu. Namun, ketika keadaan sedang sangat sibuk dan orang bekerja keras dan cepat dan tanganmu penuh dengan gelas, kamu akan merasa rikuh. Kamu akan memikirkan apakah gelas akan pecah atau rokmu akan diangkat lagi. Mereka menganggap ini lucu, tapi itu merupakan satu penghinaan," kata Howie.

Senada dengan Howie, pemilik Hootany, Kit Fraser, bahkan menganggap hal tersebut sebagai pelecehan terkait jenis kelamin. Fraser pun menarik sebuah logika sederhana mengenai kasus tersebut.

"Mungkin terdengar lucu, tapi ini juga serius. Para perempuan menyingkap rok itu dengan tangan mereka. Dapatkah kamu bayangkan jika saya masuk ke dalam sebuah restoran dan mengangkat rok seorang gadis? Saya pasti akan dibawa ke kantor polisi saat itu juga," ucap Fraser.

Tamu memang raja, tapi Fraser menganggap karyawannya juga orang yang penting. Ia berharap para pelanggannya juga dapat menaruh rasa hormat terhadap karyawan dan restorannya.

"Saya peduli pelanggan saya, tapi sama juga dengan karyawan saya. Saya tidak memaksa mereka untuk melakukan hal yang tidak mereka inginkan. Kami sangat peka terhadap masalah perbedaan jenis kelamin. Saya pikir, perempuan juga harus seperti itu," kata Fraser.

Menanggapi kisruh ini, seorang juru bicara pemerintahan Skotlandia mengatakan bahwa semua orang tidak seharusnya mendapatkan penghinaan di dunia kerja, apapun jenis kelaminnya.

"Semua orang di Skotlandia harus memiliki hak kerja tanpa takut pelecehan dan sangat penting bagi manajemen di semua lingkungan pekerjaan untuk menjamin hal tersebut," katanya.


(utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER