'Istana Emas' di Pinggir Kota Depok

Dhio Faiz | CNN Indonesia
Selasa, 21 Jul 2015 13:55 WIB
Masjid Dian Al-Mahri lebih populer dengan nama Masjid Kubah Emas karena kubahnya yang dilapisi emas murni 24 karat.
Masjid Kubah Emas (Andri.h via Wikimedia Commons)
Jakarta, CNN Indonesia -- Emas dikenal sebagai logam mulia yang memiliki nilai tinggi bagi semua orang. Banyak yang menggunakannya sebagai alat tukar, investasi, ataupun perhiasan. Namun terbayangkah untuk menggunakannya untuk membangun rumah ibadah?

Anda tentunya tahu tentang Masjid Kubah Emas di kawasan Depok. Masjid tersebut beberapa tahun belakangan sudah perbincangan masyarakat. Masjid ini juga jadi tujuan wisata pelancong dalam negeri.

Masjid yang resmi dibuka untuk umum pada 31 Desember 2006 ini sangat terkenal karena memiliki kubah yang berlapis emas. Namun sebenarnya, masjid ini memiliki 'nama asli' Masjid Dian Al-Mahri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama masjid ini berasal dari nama sang pendiri, Hj. Dian, dan nama anak bungsunya, Mahri. Dian Al-Mahri berlokasi di Jalan Maruyung Raya, Kecamatan Limo, Kota Depok. Masjid ini didirikan oleh keluarga Hj. Dian dan H. Maimun sebagai masjid keluarga pada 1999. Namun masjid yang memakan waktu pengerjaan sembilan tahun ini juga diperuntukkan untuk ibadah umat Islam secara umum.

Arsitektur dalam masjid Kubah Emas pun sangat mengagumkan. Kubah masjid ini yang terdiri dari lima kubah utama dan enam kubah menara, dilapisi emas 24 karat. Pengelola masjid mengatakan, kubah berlapis emas tersebut didatangkan dari luar negeri.

“Gaya bangunan masjid ini mengadopsi masjid yang ada di Timur Tengah, Masjid Nabawi, Masjidil Aqso, dan Masjidil Haram,” ujar Karno, salah satu pengurus Masjid Dian Al-Mahri kepada CNN Indonesia beberapa waktu lalu.

Masjid Kubah Emas bisa dibilang salah satu masjid megah yang ada di Tanah Air. Pasalnya kompleks masjid di pinggir Kota Depok ini memiliki luas 70 hektar.

Karno mengatakan Masjid Kubah Emas biasanya mencapai kapasitas maksimalnya saat menggelar Salat Id. Saat Salat Id, masjid ini bisa menampung sekitar 10 ribu sampai 12 ribu jemaah sekaligus.

Sebagai sebuah tempat ibadah yang fenomenal, Dian Al-Mahri selalu dikunjungi para wisatawan. Kala liburan sekolah atau libur nasional, Karno mengatakan masjid ini biasanya dikunjungi sampai 10 ribu orang per harinya.

Pada bulan selain bulan Ramadan, jumlah pengunjung masjid ini bisa mencapai tujuh ribu orang saat akhir pekan. Para wisatawan tersebut berasal dari berbagai kota di Indonesia.

Saat bulan Ramadan memang pengunjung masjid ini berkurang karena berkurangnya aktivitas wisata. Namun di 10 hari terakhir puasa, sekitar tiga ribu orang memadati masjid ini setiap malamnya.

Beragam fasilitas untuk pengunjung

Guna memfasilitasi antusiasme para pengunjung, pengelola menyiapkan beberapa fasilitas. Pertama, pengelola menyediakan aula untuk tempat istirahat, makan, dan minum para pengunjung. Tempat ini disediakan lantaran adanya larangan makan dan minum di dalam masjid guna menjaga kebersihan. Aula ini dapat menampung sampai 10 ribu orang pengunjung.

Selain itu ada juga tempat berbelanja bagi para wisatawan dan jamaah. Pengelola menyediakan ruko yang menjual makanan, minuman, dan suvenir. Di kompleks masjid juga tersedia butik yang menjual berbagai pakaian muslim.

Pengelola juga menyediakan sebuah vila. Namun vlla ini hanya diperuntukkan bagi jemaah yang ingin mengadakan akad nikah di Dian Al-Mahri. Pengelola, menurut Karno, tak menyediakan tempat menginap bagi para pengunjung. Bagi pengunjung yang ingin bermalam, ada penginapan-penginapan yang tersedia di sekitar kompleks masjid.


(chs/mer)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER