Jakarta, CNN Indonesia -- Berbalut baju kirmizi tradisional dan topi berbulu, Penanda Angsa Ratu, David Barber, melepas enam kapal kayu ke Sungai Thames, Inggris, pada Senin (20/7). Tradisi sensus dengan menaikkan angsa-angsa ke dalam kapal pun resmi dimulai.
Sensus selama lima hari ini sudah menjadi tradisi sejak abad ke-12. Kala itu, pihak Kerajaan Inggris mengklaim semua angsa dan unggas lain yang biasanya berakhir di meja makan istana.
Kini, tujuan sensus angsa sedikit bergeser. Barber mengumpulkan angsa-angsa untuk memastikan kondisi kesehatan dan cedera yang mungkin dialami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penaikan angsa adalah cara untuk memonitor kesejahteraan angsa-angsa di Sungai Thames. Kegiatan ini pertama kali dilakukan pada abad ke-12 ketika angsa kemudian dimakan. Mereka adalah jenis makanan yang penting, tapi tentu saja pada masa kini, penghitungan hanya untuk konservasi dan edukasi," ujar Barber kepada Reuters.
Dari atas kapal berbendera, tim sensus menyusuri Sungai Thames, mencari angsa-angsa yang sedang berenang. Ketika melihat angsa melintas, anggota tim pun akan berteriak, "
All up!" Mereka lantas menghampiri angsa tersebut dan membawanya ke tepi. Di daratan, angsa-angsa tersebut akan diukur tinggi dan berat badannya sebelum akhirnya kembali dilepas ke sungai.
Setelah menyusuri sungai dari Sunbury di dekat London ke Abingdon, Oxford, Penanda Angsa Ratu akan menulis laporan. Tahun lalu, Penanda Angsa Ratu berhasil mengumpulkan data 120 angsa.
(mer)