Bahaya Terpendam Acetone si Pengangkat Cat Kuku

Utami Widowati | CNN Indonesia
Selasa, 28 Jul 2015 16:19 WIB
Para ahli mengingatkan proses manikur dengan merendam kuku dalam acetone selama 10 menit adalah yang paling berbahaya untuk kuku.
Ilustrasi membersihkan cat kuku dengan acetone. (Picjumbo/Viktor Hanacek)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi pencinta cat kuku, acetone jadi senjata ampuh yang mesti tersedia di meja rias mereka. Mengapa? Karena biasanya para pencinta cat kuku tak hanya punya satu jenis warna. Biasanya mereka mengoleksi beberapa jenis warna yang dipakai gonta-ganti sesuai suasana hati.

Nah, untuk menghapus cat lama yang menempel di kuku ini — sebelum mengaplikasikan warna yang baru — jasa acetone sangat penting. Namun ternyata perkaranya tak sampai disitu, karena acetone selalu meninggalkan jejak kulit dan kuku jadi terasa kering.
 
Hal itu terjadi karens aceton memang bertugas untuk mengelupas cat kuku. Maka acetone mau tak mau akan, “membuat kuku menjadi sangat kering, merusak kuku dengan membuatnya menjadi rapun dan mudah pecah,” kata ahli kulit dan kuku, Dana Stern seperti dikutip Huffington Post.

“Banyak orang tidak menyadari kerusakan yang kita lakukan terhadap kuku kita bukan berasal dari cat kuku tapi dari pengangkat cat kukunya,” kata Stern. “Cat kuku bisa tetap berfungsi untuk melindungi kuku. Jadi sesekali berhentilah menggunakan aceton atau pengangkat cat kuku untuk memberi kesempatan kuku pulih.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Stern kuku yang diangkat atau dipisahkan dari bantalan kuku atau onycholysis semestinya tak boleh terus menerus terkenal acetone karena larutan saat mengenai kuku akan membuatnya jadi lunak dan menyebabkan iritasi dan kerapuhan lebih lanjut. “Larutan pengangkat cat kuku secara signifikan bisa mengeringkan kuku, membuatnya rapuh, pecah-pecah, mengelupas dan hancur,” kata Stern.

Tak hanya itu, Stern juga membuat pigmen atau zat pewarna dalam cat kuku berpindah dan luntur. “Proses ini lah yang membuat kuku jadi berwarna kekuningan.”

Tentang aspek acetone yang mendehidrasi kuku, ahli manikur para selebriti Gina Edwards mengatakan acetone memang bisa membuat kutikula menjadi kering jika digunakan setiap hari.

“Ini akan membuat kulit  jadi terbuka dan pecah-pecah dibagian permukaannya. Kita mungkin tak menyadari proses ini,   tapi sebenarnya banyak produk perawatan kulit dan rambut yang mengandung acetone juga dalam kadar yang lebih cair,” kata Edwards.

Penggunakan acetone sepekan sekali pada kuku masih bisa ditolerir. Namun mungkin tetap saja bisa membuat kuku jadi terlihat sedikit kering dan rapuh setelah pengaplikasian acetone. Namun Stern mengingatkan proses manikur dengan merendam kuku dalam acetone selama 10 menit adalah yang paling berbahaya untuk kuku.

“Saya lebih suka mengoleskan acetone pada salah satu kuku, lalu kuku yang lain sembari mengusap sisa cat kuku untuk membersihkannya,” kata Stern. “Usapan sekali cukup untuk melunturkan cat kuku, lalu jangan lupa pula untuk mencuci sisa acetone dengan sabun dan air.”

Sebagai alternative perawatan kuku di rumah, acetone bisa diganti dengan pengangkat cat kuku non-acetone. Misalnya yang berbentuk gel atau acrylic.

Edwards juga punya cara cerdik untuk menjaga kuku tetap terhidrasi: yakni dengan menambahkan minyak kutikel dalam campuran acetone dan mencampurnya dengan larunan non-acetone sehingga larutan tak terlalu keras untuk kulit dan kuku. (utw/utw)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER