Jakarta, CNN Indonesia -- Semakin banyak perempuan China yang memakai 'facekini' saat berwisata ke pantai. Facekini dipakai untuk melindungi wajah mereka dari sinar matahari dan ancaman kulit cokelat.
Kulit putih pucat adalah hal yang sangat dihargai oleh masyarakat China. Sementara, kulit yang lebih gelap kerap diasosiasikan dengan perempuan miskin dari pedesaan yang bekerja selama berjam-jam di bawah terik sinar matahari.
Dilansir dari laman Washington Post, aksesori dari bahan nilon tersebut memiliki lubang-lubang kecil di bagian mulut dan hidung. Facekini yang dipakai dengan setelan lengkap memberikan perlindungan tidak hanya dari sinar ultraviolet, tapi juga ubur-ubur dan nyamuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Topeng tersebut telah dikembangkan lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Media di China mengatakan topeng nilon tersebut ditemukan oleh Zhang Shifan yang menjalankan toko pakaian renang di Qingdao.
Jika pergi ke pantai Qingdao, di provinsi timur Shandong, topeng tersebut sudah jadi pemandangan yang umum.
Qingdao, kawasan bekas jajahan Jerman tersebut, dikenal di luar negeri sebagai tempat asal bir Tsingtao. Minuman tersebut barangkali merek China yang paling dikenal di luar negeri.
Namun, China juga merupakan tempat wisata di mana para wisatawan berduyun-duyun menyejukkan diri di Laut Kuning selama musim panas. Facekini telah berkembang menjadi aksesori fesyen di China.
Penutup wajah ini memiliki banyak warna yang berbeda-beda. Beberapa desain terbaru menyerupai topeng Opera Peking yang berwarna cerah dan mencolok.
(win/win)