Kyoto Lansir Infografis Panduan Etiket untuk Para Wisatawan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 14 Agu 2015 17:45 WIB
Ketimbang memberikan peringatan dengan instruksi mengintimidasi, pemerintah Kyoto melansir infografis panduan bertindak bagi turis dengan gambar animasi.
Infografis tips untuk turis di Kyoto (Dok. Kyoto City Official Travel Guide)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketimbang memberikan peringatan dengan instruksi mengintimidasi, pemerintah Kyoto melansir infografis panduan bertindak bagi turis dengan gambar animasi. Melalui panduan tersebut, pemerintah Kyoto memberi arahan kepada turis apa yang boleh dan tidak dapat dilakukan di mantan ibu kota Jepang tersebut.

Seperti dilansir The Telegraph, dalam infografis tersebut terdapat gambar kartun dengan skala tiga emoji. Semakin tinggi jumlah emoji, tindakan yang dirujuk dapat menimbulkan kerugian besar bagi turis.

Dari 18 poin, ada beberapa aturan yang tak biasa ditemui di negara lain. Sebut saja bersepeda di bawah pengaruh alkohol. Di Kyoto, tindakan tersebut sangat bertentangan dengan kebudayaan dan dapat dikenai sanksi hingga satu juta Yen atau setara Rp 110,5 juta atau diganjar hukuman penjara lima tahun. Sementara itu, meninggalkan sepeda tidak di rak arena parkir dapat dikenai denda sebesar 2.300 Yen atau sekitar Rp 254 ribu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi turis, pengambilan foto mungkin merupakan salah satu hal penting saat liburan. Namun, pemerintah Kyoto mengimbau agar turis asing memerhatikan aturan.

Memotret di dekat rel kereta dan tempat suci, seperti beberapa candi tidak diperbolehkan. Begitu pula dengan swafoto bersama maiki atau pemain musik tradisional Jepang. Pelancong juga tak diperkenankan menghentikan atau menarik kimono mereka demi mendapatkan foto.

Beberapa poin mengejutkan lain dengan tingkat emoji tiga, di antaranya adalah membatalkan pemesanan restoran di detik-detik terakhir atau bahkan tak datang sama sekali. Pengunjung juga tidak diizinkan memberikan tip kepada pelayan dan disarankan mengucapkan, "Okini," yang dalam dialek Kyoto berarti, "Terima kasih."

Ketika keluar gedung dan akan menginjak tatami atau alas lantai, pelancong tidak diperbolehkan mengenakan sepatu.

Dalam daftar akimahen atau hal yang tak boleh dilakukan juga termasuk tidak memberikan ruang bagi orang untuk menyeberang dan tak mengantre dengan benar.

"Sabar. Ada giliran untuk Anda," demikian bunyi peringatannya.


(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER