Jakarta, CNN Indonesia -- Romantisme putri cantik yang anggun dari kastel yang dipenuhi bunga-bungaan menginspirasi Hian desainer Tjen untuk menciptakan busana. Bagi Hian Tjen, menciptakan busana tak ubahnya seperti menciptakan sebuah lakon manusia.
Hian Tjen mencoba untuk menggambarkan sisi manusia dalam kehidupan. Digambarkan dia, dunia yang dilambangkan dengan chateau fleur (kastel) tua. Kastel ini dimakan tumbuh-tumbuhan dan membuatnya jadi tempat yang menakutkan, tapi indah di sisi lain.
Bagi Hian, hal itu juga menggambarkan sisi sifat-sifat manusia di dunia. Perempuan-perempuan cantik dengan tabiat buruknya, dan perempuan cantik bertabiat buruk. Dalam dunia Hian Tjen, semua perempuan itu cantik, hanya dipisahkan oleh sifatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam koleksi saya akan menggambarkan sifat perempuan, yang baik dan jahat kata Hian Tjen saat konferensi pers di Hotel Raffles Jakarta, Rabu (19/8).
Sedangkan sisi baiknya digambarkan dengan warna putih, gold dan ice blue."
Ada dua lakon utama yang ditampilkan dalam pertunjukan busana perdana Hian Tjen. Lakon pertama menampilkan kekelaman dan sisi jahat seorang perempuan. Lakon ini bertema Evil Stalked The Night.
 Dok. Arselan Ganin/Tim Muara Badgja |
"Sisi jahat dilambangkan dengan warna hitam dan merah."
Warna adalah kunci utama Hian untuk menggambarkan sisi gelap perempuan. Bagi dirinya, merah melambangkan kebengisan dan hitam menggambarkan sisi jahat.
Sedangkan lakon keduanya: Love Will Bring The Joy. Dia menggunakan warna-warna yang lebih cerah. Beberapa warna pilihan yang digunakan untuk menggambarkan kebaikan adalah warna pastel seperti baby blue, krem, gold dan putih.
Siluet kaya detailDari 50 potong busana
haute couture yang ditampilkannya, Hian ingin menampilkan gaya dan siluet perempuan yang seksi, anggun, elegan dan feminin.
Hian cukup cakap untuk membuat siluet busana ini. Ia menghadirkan koleksi gaun panjang body contour sehingga membungkus tubuh perempuan dengan elok. Permainan bahan dan draperi serta lipit dalam busananya membuktikan kecakapan dia merangkai kain. Siluet gaun asimetris, terusan pendek dengan jubah berdetail, gaun berkonstruksi, ballgown, gaun bervolume dan gaun off shoulder membuat gaunnya jadi terlihat seksi.
 Dok. Arselan Ganin/Tim Muara Badgja |
Kekuatan Hian untuk membuat busana diperkuat dengan aplikasi detail yang luar biasa. Dia menambahkan aplikasi berupa bulu-bulu, bunga dan manik-manik. Selain itu, dia juga bermain dengan teknik opnaisel di beberapa bagian di busananya. Detail ini membuat desainnya terlihat rumit.
Dia juga merangkai bulu-bulu burung menjadi bagian penghias gaunnya. Bulu-bulu ini dirangkai menjadi berbagai aneka bentuk, misalnya membentuk sayap di belakang jubah, atau sayap tunggal di depan dada.
Dia juga merangkai manik-manik satu per satu dan memberi taburan kristal swarovski yang berkilau. Dia membuat busana dari bahan duchess, scuba dan tule yang ringan.
Namun dalam beberapa kreasinya, Hian menghadirkan gaun panjang berlapis dan bervolume. Gaun bervolume ini didapatkan dari penambahan lapisan-lapisan di dalamnya. Sayangnya, beberapa potong busananya membuat penggunanya cukup kesulitan untuk melangkah. Sekalipun rok besarnya sudah sedikit diangkat.
Untuk menonjolkan karakter baik dan jahat, kreasi busana Hian juga didukung dengan tambahan kepala yang mengagumkan dari Rinaldy A. Yunardi.
"Di kreasi ini saya belajar aneka karakter untuk membuat kreasi ini. Yang sekarang lebih feminin, elegan dan di luar style yang saya bikin sebelumnya," kata Rinaldy.
(chs/mer)