Jakarta, CNN Indonesia -- Sifat tak berperasaan dan tanpa emosi, dikenal sebagai sifat CU (
callous and unemotional), biasanya diasosiasikan sebagai psikopat pada orang dewasa. Sekarang, sifat ini juga dapat dideteksi pada bayi dan balita, menurut sebuah penelitian baru yang dipublikasikan dalam Journal of Abnormal Child Psychology.
Indikasi sifat psikopat dapat diamati pada anak-anak mulai dari usia tiga tahun. Sehingga dengan memberikan perawatan yang lebih awal dapat mencegah anak menjadi orang dewasa yang anti-sosial, saran penelitian tersebut.
Eva Kimonis, psikolog dari Universitas New South Wales (UNSW), memimpin tim peneliti internasional. Para peneliti menggunakan sebuah alat baru, terdiri dari pertanyaan untuk orang tua dan guru, serta program komputer yang dirancang secara khusus untuk anak-anak. Alat tersebut dipakai untuk meneliti sifat CU pada lebih dari 200 anak, berusia antara tiga sampai enam tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil studi menunjukkan, sekitar sepuluh persen anak mengungkapkan tanda-tanda dari sifat CU, di antaranya adalah kurang empati, kasih sayang, dan penyesalan.
Hasil pengujian sejenis sebelumnya dinilai efektif untuk anak-anak yang berusia lebih tua dan remaja. Metode baru lalu menggabungkan pertanyaan dengan tes lain untuk memastikan bahwa tes tersebut valid untuk subjek yang lebih muda.
Menurut pernyataan dari UNSW, Kimonis mengatakan, “Pada hakikatnya kami menemukan bahwa anak-anak prasekolah yang menunjukkan gangguan perkembangan hati nurani mengalami masalah dalam memproses emosi, mirip dengan yang kita temukan pada populasi remaja dan orang dewasa yang lebih tua dengan masalah yang sama.”
Metode pengujian baru yang digabungkan tersebut bisa menjadi kunci untuk menilai anak yang berisiko dari usia muda. Namun, tujuannya tidak untuk mengobati balita lewat intervensi farmakologis, tapi mendorong mereka mengembangkan keterampilan emosional.
“Kami melatih orang tua bagaimana bersikap hangat dan penuh kasih kepada anak-anak untuk melihat apakah sifat tersebut bisa mengurangi sifat tak berperasaan dari waktu ke waktu,” kata Kimonis.
Psikolog dari King College London menerbitkan studi dalam jurnal Biological Psychiatry di mana mereka melakukan tes untuk mengidentifikasi perilaku anti-sosial pada anak-anak yang sangat muda. Peneliti melacak preverensi visual bayi berusia lima minggu, caranya dengan melihat apakah mereka lebih suka melihat bola merah atau wajah manusia. Ketika bayi berusia dua setengah tahun, mereka diuji kembali untuk sifat CU.
Penelitian tersebut menggunakan pertanyaan yang sama untuk studi di UNSW. Para orang tua ditanya, misalnya, apakah anak mereka khawatir tentang perasaan orang lain, egois, berbagi, kejam terhadap hewan, merasa bersalah ketika mereka melakukan hal yang salah, atau menanggapi kasih sayang.
Hasil penelitian menemukan, bayi yang menunjukkan preferensi untuk berinteraksi dengan objek selain manusia lebih mungkin menunjukkan ciri-ciri CU sebagai balita, ini merupakan potensi yang mendahului perilaku anti-sosial di masa depan.
Studi ini juga menemukan, orang tua yang mendukung dan hangat secara dapat mengurangi kemungkinan bayi mengembangkan sifat bermasalah. Untuk jangka panjang, penelitian ini juga membantu mempromosikan perkembangan emosional yang sehat pada anak-anak.
(win/mer)