Jakarta, CNN Indonesia -- Melarang konsumsi lemak trans dalam makanan dapat mencegah 7000 kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung selama lima tahun ke depan, menurut klaim para ahli, seperti dilansir dari laman
Independent.Lemak trans, yakni sekelompok asam lemak yang dihasilkan dari minyak tumbuhan dan umumnya ditambahkan ke dalam makanan olahan, secara kuat dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes tipe dua.
Di banyak negara, lemak trans belakangan menjadi subjek pemberantasan, dan kini mewakili sekitar 0,7 persen asupan energi harian orang dewasa di Inggris menyusul banyaknya aksi dari produsen dan pengecer makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun begitu, beberapa negara sudah menerapkan larangan penuh untuk lemak trans buatan yang digunakan untuk makanan manis, misalnya kue dan biskuit, agar lebih tahan lama, dan kadang digunakan untuk menggoreng makanan di restoran-restoran.
Dalam laporan yang dipublikasikan di
British Medical Journal, para peneliti dari Universitas Liverpool dan Universitas Oxford mengulas tiga pendekatan untuk mengendalikan lemak trans. Mereka memperkirakan, pelarangan penuh lemak trans dapat mencegah atau menangguhkan sekitar 7.200 kematian.
Sementara, tindakan spesifik misalnya mengubah label makanan, atau melarang restoran-restoran memakai minyak trans bisa menyelamatkan masing-masing sekitar 1.800 dan 3.500 jiwa. Alison Tedston, kepala ahli gizi di Public Health England mengatakan, bahwa konsumsi minyak trans di Inggris sudah dalam tingkat yang direkomendasikan.
Meskipun demikian, profesor Peter Weissberg, direktur medis dari British Heart Foundation mengatakan bahwa lemak trans tidak memiliki manfaat yang diketahui, dan ada risiko kesehatan yang nyata sehingga banyak negara berupaya mengurangi konsumsinya.
(win/mer)