Jakarta, CNN Indonesia -- Kendati banyak orang yang menilai KRL kini lebih aman dan nyaman, nyatanya tak selalu demikian. Masih saja ada pencopetan yang terjadi di atas KRL.
Bahkan beberapa copet pernah tertangkap saat tengah melakukan aksinya. Mereka akhirnya dihukum berdiri ‘dipajang’ di stasiun dengan sebuah keterangan di dada bertuliskan 'Saya Copet'.
Baru pada Juli lalu, seorang copet juga pernah tertangkap di Stasiun Tanah Abang. Copet itu berhasil tertangkap setelah terjatuh di sela-sela peron sampai mengakibatkan KRL tidak bisa jalan. Ia ketahuan saat mencoba mengambil tas seorang ibu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih adanya copet di KRL juga dibenarkan oleh salah satu pendiri komunitas KRL Mania Nur Cahyo. Saat berbincang dengan CNN Indonesia ia mengatakan masih banyak laporan tentang adanya copet dan pencurian dengan menyilet tas.
"Copet dan yang nyilet tas kebanyakan di gerbong perempuan," kata Cahyo. KRL Mania merupakan wadah pengguna KRL untuk selalu bertukar cerita tentang kejadian di atas kereta dan rupa-rupa ceritanya.
Di luar itu, Cahyo juga mengungkapkan ada modus baru pencurian di atas KRL. Caranya dengan mengambil barang bawaan penumpang yang diletakkan di rak penyimpanan barang di atas tempat duduk.
"Sekarang yang modus baru yang geser-geser bagasi. Laptop sudah beberapa kali hilang," ujar Cahyo.
Peristiwa kehilangan laptop karena disimpan di rak penyimpanan, kata Cahyo, pernah terjadi di Bogor, Bekasi, dan Pasar Minggu. Untuk itu komunitas KRL Mania mengimbau agar tidak ada lagi penumpang yang meletakkan barang berharga di rak penyimpanan.
"Kami sudah beberapa kali bilang laptop jangan ditaruh di atas. Dipangku saja," kata Cahyo.
Cahyo tidak memungkiri memang masih banyak terjadi kejahatan di atas KRL. Tapi, jumlahnya memang jauh lebih sedikit dibandingkan dulu.
"Kalau masalah keamanan masih sama, cuma tidak separah dulu. Sekarang kan ada petugas keamanan. Tapi sayangnya belum semua gerbong ada, masih belum merata," kaya dia.
KRL Mania pun masih menunggu janji dari pihak PT KCJ untuk menambah personil keamanannya di tiap gerbong agar keamanan para pengguna jasa KRL bisa lebih nyaman lagi dalam bertransportasi.
Masih ada pedagangSejak terjadi perombakan besar terhadap seluruh stasiun di Jabodetabek, tidak ada lagi pedagang kaki lima atau pedagang lainnya yang berjualan di peron. Suasana stasiun pun terasa lebih lengang karena peron tak penuh pedagang.
Tapi, bagi sebagian pedagang, larangan berjualan bukan jadi soal. Mereka tetap bisa berjualan, tapi mengendap-endap.
CNN Indonesia pernah beberapa kali bertemu dengan pedagang makanan di stasiun dan kereta. Mereka menyamar menjadi penumpang dengan bawaan yang banyak dan biasanya menumpangi KRL di pagi hari saat situasi penuh penumpang.
Cara menawarkannya pun dilakuakn secara sembunyi-sembunyi, yaitu dengan berbisik. Tapi tetap saja ada yang membeli barang yang mereka jajakan. Kebanyakan menjual makanan.
Kendati melanggar aturan, tapi keberadaan mereka juga bisa membantu penumpang lainnya menuntaskan rasa lapar. Mungkin juga para pembeli itu tidak sempat makan atau sarapan di rumah karena sudah terlambat.
(utw/utw)