London dan New York Berlomba Buka Museum Kuliner

Vega Probo | CNN Indonesia
Senin, 12 Okt 2015 09:57 WIB
British Museum of Food di London dibuka sepekan lebih awal dari Museum of Food and Drink di New York.
Ilustrasi burger (CNNIndonesia GettyImages/Thinkstock/Ehaurylik)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebelumnya, nyaris tak ada museum kuliner yang lengkap di dunia. Padahal kehidupan manusia tak bisa dipisahkan dari makanan dan minuman. Kalaupun ada, sebatas museum makanan tertentu.

Sebut saja Museum Ramen di Yokohama, Jepang; Museum Bratwurst di Holzhausen, Jerman; Museum Jamur di Saumur, Perancis; juga Museum Kimchi di Seoul, Korea Selatan.

Agaknya penantian tidak perlu berlangsung lama, karena laman Guardian baru-baru ini mengabarkan, museum kuliner yang ditunggu-tunggu bakal segera dibuka.
 
Museum of Food and Drink (Mofad) bakal di buka di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, pada 28 Oktober 2015 mendatang. Dipersiapkan selama satu dekade, diharapkan jadi yang pertama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi belum juga Mofad dibuka, ternyata di London, Inggris, sudah ada pesaingnya, yaitu The British Museum of Food (BMoF), di Borough Market, yang bakal dibuka sepekan lebih awal.

“Kami buka 23 Oktober, jadi kamilah yang pertama,” kata chef Sam Bompas. Pria 36 tahun ini menyiapkan BMof bersama rekannya yang sama-sama berkecimpung di desain kuliner, Harry Parr.

“Kami memahami keinginan publik untuk mengetahui lebih banyak tentang kuliner,” kata Bompas seperti dikutip Guardian. “Museum ini sangat zeitgeist. Kami tahu, inilah saat yang tepat.”

Pihak publikasi BMoF menjanjikan, museum ini bakal seru karena subjek makanan belum pernah dieksplorasi begitu rupa dalam rangkaian pameran yang serius.

Demi menjadikan seisi museum yang menempati arena dua lantai seluas 232 meter persegi ini menarik, Bompar dan Parr dibantu 16 staf, yang meliputi arsitek, teknisi, dan juru masak.

Keduanya juga berkolaborasi dengan manajer, penjual, seniman Borough Market. Semata demi menghadirkan museum yang interaktif, sesuai moto “From field to table, mouth … and beyond.”

BMoF diharapkan menjadi institusi kunci yang dikenal sebagai “sumber wawasan kuliner dunia.” Pengunjung tak hanya tahu soal makanan, tapi juga bagaimana makanan dicerna dalam tubuh.

Selain wahana “wonderland” cokelat yang meleluasakan pengunjung mencicipi aneka cokelat, ada juga “peta” tubuh yang mengajak pengunjung bertualang menyusuri makanan dari mulut sampai perut.

Sementara itu, Mofad seolah tak gentar dengan “ancaman” BMoF. Mereka tetap percaya diri, karena memiliki arena “skala besar” yang jauh lebih luas, 464 meter persegi.

Mofad digagas oleh David Arnold, blogger dan penyiar, bersama Peter Kim, mantan pengacara. Mereka menjalankan Mofad dengan penuh kemandirian demi menjaga reputasi.

Mofad menolak disponsori merek makanan tertentu. Sekalipun untuk acara pameran perdana Flavor: Making It and Faking It yang mengajak pengunjung membikin burger.

Ditegaskan Direktur Eksekutif Mofad Peter Kim, museum ini menampilkan makanan dan minuman dalam skala besar, meliputi “sejarah evolusi, kajian ilmiah, sosiologi dan seni makanan.”

Pihak Mofad tak ingin koleksi museumnya dipandang seperti berhala bernilai sebagaimana koleksi museum pada umumnya. Mereka ingin pengunjung menaruh respek terhadap kuliner.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER