Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam menjalankan aktivitas keseharian, seringkali keringat yang keluar menjadi mengganggu bila sudah menimbulkan aroma tidak sedap.Meski sudah berusaha untuk mengenakan pewangi seperti parfum, namun adakalanya aroma tidak sedap dari keringat masih saja muncul.
"Keringat itu sebenarnya terjadi karena proses metabolisme dalam tubuh, saat metabolisme terjadi maka akan mengeluarkan panas tubuh. Dan guna menurunkan suhu, tubuh mengeluarkan keringat," kata Grace Tumbelaka, dokter spesialis Kedokteran Olahraga ketika ditemui di fX Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (28/10).
Keringat biasanya keluar setelah melakukan aktifitas fisik dengan intensitas yang sedang hingga tinggi. Namun bukan mustahil, keadaan diam ataupun ketika makan akan berkeringat, semua kembali karena tubuh manusia yang hidup, tidak berhenti bermetabolisme.
Namun seringkali yang menjadi masalah adalah keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat pada bagian-bagian tertentu seperti pada ketiak.Dalam kelenjar yang terdapat pada lipatan-lipatan tubuh seperti ketiak, keringat yang dihasilkan oleh kelenjar keringat bagian itu mengandung lemak dan protein yang menjadi asupan bagi bakteri yang ada di kulit.
"Keringat memang sebagian besar mengandung air dan mineral, namun pada keringat yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tertentu itu mengandung lemak dan protein," kata Grace.
Lemak dan protein yang jumlahnya sedikit itulah yang akan dirombak oleh bakteri sehingga dalam proses perombakannya akan menghasilkan gas yang tidak sedap dihirup.Namun, Grace pun menegaskan bahwa keringat dan bau badan ini terkait dengan beragam faktor, salah satunya adalah dengan faktor lingkungan tempat manusia berada.
"Berbeda keringat di Arab Saudi dengan yang ada di Jakarta. Di Arab dengan kondisi lingkungan seperti itu keringat akan cepat menguap, sedangkan di Jakarta dengan kelembaban yang tinggi, keringat akan menumpuk," kata Grace.
Meski kondisi lingkungan Jakarta yang panas dengan kelembaban yang tinggi sekitar 80 hingga 90 persen merupakan kondisi yang sangat ideal bagi bakteri untuk hidup, tapi Grace mengatakan selalu ada cara untuk terhindar bau badan setelah berkeringat.
Pertama, kehigienisan badan dan pakaian mesti terjaga. Dengan kondisi tubuh dan pakaian yang higienis, maka tidak akan banyak bakteri yang tumbuh berkembang. Yang kedua, menggunakan deodoran yang dapat membantu mengurangi kondisi kurang ideal bagi bakteri tumbuh berkembang. Beberapa deodoran bahkan menjanjikan dapat mengurangi keringat yang berlebih.
"Dengan situasi yang tidak ada kesempatan bakteri untuk berkembang, maka bau pun dengan sendirinya akan berkurang," kata Grace.(les/les)