Bahaya Chemsex, Hubungan Seksual di Bawah Pengaruh Obat

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 06 Nov 2015 01:15 WIB
Chemsex, berhubungan seksual di bawah pengaruh obat-obatan, adalah perilaku seksual yang kian banyak dilakukan masyarakat modern.
Ilustrasi obat (Ciungara/thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia --

Semakin banyak orang-orang yang melakukan chemsex, yakni aktivitas seksual di bawah pengaruh obat-obatan terlarang, yang kadang juga dengan banyak teman tidur. Hal itu menimbulkan kekhawatiran para pakar kesehatan, kerena perilaku seks tersebut dapat meningkatkan risiko penyebaran HIV/AIDS.

Praktik chemsex pada umumnya dilakukan oleh laki-laki homoseksual. Dalam praktik seksnya, mereka menggunakan kombinasi berbagai obat, seperti mephedrone, GHB, GBL, dan sabu. Cara tersebut dapat membuat mereka dapat melakukan hubungan seks selama berjam-jam bahkan berhari-hari.

Berdasarkan penelitian oleh para pakar kesehatan seksual yang diterbitkan oleh BMJ, para pelaku chemsex, tidak hanya berisiko terkena penyakit menular seksual, tapi juga kerusakan mental serius akibat ketergantungan obat.

Para penulis mengacu pada Chemsex Study yang dilakukan di Inggris pada awal tahun ini. Studi ini menggunakan data survei internet dari laki-laki Eropa, yang berhubungan seks dengan laki-laki. Ada sekitar 1,142 responden di wilayah London, yakni di Lambeth, Soutwark, dan Lewisham.

Dilaporkan oleh Independent, sekitar seperlima responden mengaku melakukan chemsex dalam waktu lima tahun terakhir, dan satu dari sepuluh responden melakukannya empat minggu terakhir. Laporan itu menunjukkan, chemsex dilakukan oleh minoritas laki-laki homoseksual.

Namun, sebagian kecil laki-laki yang melakukan praktik itu, memiliki masalah kesehatan seksual, kata para peneliti.

Antidote, komunitas sosial yang memberikan informasi tentang lesbian, gay, biseksual, dan transgender di London melaporkan, hampir dua pertiga (64 persen) tamu yang memakai bantuan obat saat seks menggunakan obat-obatan chemsex pada kurun 2013-2014.

Pengguna sabu kristal dan obat-obatan jenis GHB/ GBL mengonsumsi obat-obatan tersebut untuk memfasilitasi seks, sekitar tiga perempat responden juga melaporkan menggunakan narkoba.

Aktivis Antidote, Jamie Willis dan Hannah McGill, perawat kesehatan seksual di NHS Foundation Trust, yang menulis di jurnal BMJ, mengatakan bahwa pengguna obat-obatan chemsex sebagian besar melaporkan kondisi 'kehilangan hari', mereka tidak tidur atau makan selama 72 jam.

Dan data dari yayasan tersebut diketahui bahwa pelaku chemsex, rata-rata berhubungan seks dengan lima pasangan seksual per sesi. Seks tanpa kondom juga bagian dari norma seks mereka.



(win/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER