Penyebab Seks Jadi Pengalaman Traumatis Bagi Wanita

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Jumat, 16 Okt 2015 01:03 WIB
Banyak kaum hawa yang akhirnya tidak menikmati aktivitas bercinta.
Terapi konseling jadi solusi mengatasi trauma seksual
Jakarta, CNN Indonesia --

Ada pepatah mengatakan bahwa cokelat lebih baik daripada seks, dan bagi beberapa wanita, hal itu benar adanya. Alasannya, banyak wanita yang ternyata tidak menikmati aktivitas seksual bersama pasangan. Hal itu, bisa terjadi karena berbagai macam faktor, diantaranya, kurang pengalaman, tidak pernah bereksplorasi, atau pernah punya pengalaman traumatis mengenai seks. 

Rasa sakit pada malam pertama bahkan menjadi mitos yang diturunkan dari ibu ke anaknya, atau menjadi diskusi seru diantara kaum hawa.  Tapi, apa sebenarnya yang menyebabkan seks menjadi pengalaman traumatis bagi wanita?

“Ada banyak hal yang menyebabkan wanita kurang menikmati aktivitas seksual yang akhirnya berujung jadi pengalaman traumatis,” ujar Dr Rajan Bhonsle, Kepala Departemen Kesehatan Seksual di Rumah Sakit KEM, dilansir Times of India

Umumnya, pengalaman traumatis itu berkaitan dengan rasa sakit yang dirasakan wanita. 

“Rasa sakit itu tidak tertanggungkan bagi beberapa wanita, membuat mereka mengasosiasikan seks dengan rasa sakit,” ujar Bhonsle. 
Trauma yang dirasakan saat pertama kali berhubungan seks tersebut dinamakan vaginusmus. Berawal dari kondisi psikologis, vaginusmus berkembang menjadi kondisi fisik yang membuat wanita fobia seks.

Kondisi vaginusmus berarti otot-otot vagina secara refleks menegang dan mencegah terjadinya penetrasi. Semakin dipaksakan, otot akan semakin tegang dan semakin hebat rasa sakit yang dirasakan wanita. 

Faktor lain karena wanita kurang paham soal kepuasan seksual atau orgasme.  “Seringkali wanita tidak tahu menahu apakah mereka merasa puas secara seksual atau tidak,” papar Bhonsle.

Imbasnya, wanita secara otomatis menerima bahwa seks memang seharusnya menyakitkan dan hidup dengan itu.  Lama kelamaan, ujar Bhonsle, hal itu justru jadi bumerang karena wanita akan perlahan mundur dari aktivitas seksual bahkan menolak seks sama sekali. 

Mengatasinya, Bhonsle menambahkan, diperlukan terapi konseling, yang bisa menemukan akar ketakukan wanita terhadap seks. Dari situ, pasangan bisa memperbaiki keintiman mereka sehingga seks jadi aktivitas yang menyenangkan. 

Solusi lain, pria harus lebih bersabar dan memperpanjang permainan awal alias foreplay, sehingga wanita bisa mengasosiasikan seks dengan hal menyenangkan. 

“Cumbuan dan rayuan di atas ranjang, begitu juga dengan beragam permainan awal, bisa jadi solusi tepat untuk mengatasi trauma seksual,” kata Bhonsle. 

(les/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER