Jakarta, CNN Indonesia -- Badan kesehatan dunia (WHO) mengatakan Kamis kemarin, pada 2014 mereka mencatat jumlah tertinggi kasus HIV baru di Kawasan Eropa, yang juga mencakup Asia Tengah, sejak awal kasus HIV dilaporkan pada 1980-an.
WHO dan Pusat Pencegahan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Eropa (ECDC) mengatakan, lebih dari 142 ribu orang di Kawasan Eropa, yang masuk dalam penelitian WHO, terdiagnosis HIV tahun lalu.
Kenaikan berasal dari wilayah Eropa Timur yang terdiri dari 15 negara, termasuk Rusia, Ukraina, dan Asia Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan tersebut sangat kontras dengan publikasi program AIDS PBB yang melaporkan bahwa infeksi HIV baru secara keseluruhan menurun 35 persen, sejak puncak pandemi selama tiga dekade terakhir.
“Transmisi seks kaum heteroseksual bertanggungjawab atas peningkatan (HIV) di Eropa Timur, dan transmisi melalui injeksi obat tetap substansial,” kata pernyataan bersama WHO dan ECDC, seperti dilaporkan oleh
Reuters.
Juru bicara ECDC Caroline Daamen mengatakan, Eropa Timur mengalami kenaikan jumlah kasus baru HIV menjadi dua kali lipat pada dekade terakhir. Selain Rusia, Ukraina, dan Asia Tengah, wilayah ini juga termasuk negara-negara Transcaucasia.
“Di Uni Eropa dan Wilayah Ekonomi Eropa (EEA), seks kaum homoseksual masih menjadi modus dominan penularan HIV. Dua dari tiga infeksi baru HIV, adalah orang-orang kelahiran asli Eropa,” kata organisasi kesehatan dunia tersebut.
Di Uni Eropa secara umum, jumlah orang yang didiagnosis HIV tidak berubah selama 10 tahun terakhir.
(win/les)