Jakarta, CNN Indonesia -- Tujuan utama
open trip tentulah 'kabur' sejenak dari penatnya kehidupan. Kendati bertemakan liburan dan jalan-jalan, bukan mustahil mendapatkan hal yang baru dari kegiatan
open trip, mulai dari mengenal tempat baru, mendapat teman baru, hingga pacar baru. Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh
CNNIndonesia.com tentang alasan orang mengikuti
open trip.
Dalam survei independen yang menggunakan metode kuisioner secara acak tersebut, terungkap bahwa sebanyak 30 persen koresponden mengaku berharap dengan mengikuti
open trip mereka mendapatkan kenalan baru. Namun, yang berharap mendapatkan tempat liburan yang mengesankan masih dominan, yaitu 49 persen.
Sebagian besar peserta
open trip memang menginginkan liburan, dengan jumlah jawaban 85 persen. Meski liburan, namun bukan berarti
open trip tidak punya manfaat lain , sebanyak 10 persen koresponden mengaku memilih
open trip sebagai sarana cari gebetan, berlibur dengan pacar atau jalan bersama sahabat. Tapi, sebanyak tiga persen koresponden pun mengaku memilih
open trip agar dapat pamer di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengalaman mendapatkan pacar baru dalam kegiatan
open trip bukan sekedar angan-angan. Beberapa orang yang pernah menjalani
open trip saat ditemui
CNNIndonesia.com mengaku mereka bukan hanya sekedar mendapatkan kesenangan liburan, tapi kesenangan mendapat tambatan hati baru.
"Karena saya dan dia (teman lelaki) itu ke mana-mana bareng, hobi dan kesenangannya pun sama, ya sudah
deh cinlok (cinta lokasi)," kata Ayu.
Ayu adalah salah satu karyawati swasta di Jakarta yang pernah menjalani
open trip ke Gili Trawangan, Lombok, beberapa tahun lalu. Perjalanan bersama orang-orang yang belum dikenal sebelumnya selama tujuh hari, lalu menemukan seseorang yang memiliki hobi serta kebiasaan yang sama otomatis menjadikan Ayu 'lengket' dengan si teman baru.
Open trip dalam pelaksanaannya memang mengumpulkan orang yang kadang belum saling kenal untuk jalan dan menikmati wisata bersama-sama dalam beberapa hari. Sebelum menjalani jejak wisata, biasanya operator akan mempertemukan semua peserta
open trip di
meeting point.
Begitu juga dengan Ayu. Dia bertemu dengan peserta
open trip lain di
meeting point, lalu berkenalan. Setelah berkenalan dengan salah satu peserta lain dan merasa 'nyambung', dalam beberapa hari setelahnya mereka kerap memisahkan diri dari rombongan
open trip. Sayangnya hubungan itu tak berlangsung lama, begitu tiba di Jakarta dan kembali sibuk dengan aktivitas masing-masing, komunikasi pun perlahan semakin memudar hingga hilang.
Pengalaman serupa juga pernah dirasakan Esti. Wanita ini baru saja mengikuti
open trip beberapa waktu yang lalu dan dalam perjalanannya, ia mengaku menaksir seorang pria yang baru saja dikenalnya dalam rombongan wisata itu.
"Saya pernah naksir kenalan baru saat
open trip. Sampai sekarang masih berhubungan, suka chat. Tapi tidak pacaran," kata Esti.
Terkumpulnya berbagai orang yang belum pernah berkenalan sebagai satu rombongan wisata baru selama beberapa waktu memang akan dapat menimbulkan perasaan yang kurang nyaman bagi yang belum terbiasa. Kondisi ini disadari Hani sebagai salah satu penyedia jasa open trip. Dalam menghadapi situasi janggal yang akan terjadi, ia membuat beberapa kegiatan khusus untuk mengakrabkan peserta
open trip.
"Perlulah mengakrabkan mereka. Biasanya tiga hari sebelum jalan saya buat grup
WhatsApp, sebenarnya juga ada rencana sebelum jalan bikin pertemuan biar semua kenal, tapi jadwal masing-masing sangat padat," ujar Hani saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com di kesempatan terpisah.
Selain membuat grup di media sosial, Hani juga menyempatkan membuat acara keakraban di malam hari sembari mengadakan acara barbeque. Di acara itu, semua peserta saling mengenalkan diri dan mengakrabkan satu sama lain. Namun bagi beberapa orang yang tak ingin ikut ataupun yang sudah memiliki teman dekat seperti Ayu, Hani mengaku tak masalah bila mereka tak ikut bergabung ataupun memiliki acara sendiri.
Tapi Hani mengakui beberapa peserta wanita memang cenderung mencari 'kegiatan lain' selain liburan, salah satunya adalah mencari kenalan baru yang siapa tahu dapat jadi kekasih hati. Guna mendukung kegiatan wisatanya lancar dan juga menangani peserta wanita yang ia akui adalah paling bawel, Hani punya trik khusus.
"Saya selalu bawa tour leader (TL) laki-laki, karena peserta perempuan itu banyak yang
keganjenan sama TL laki-laki. Dan
omongan lelaki
tuh lebih didengar sama peserta perempuan. Jadi saya tidak pernah bawa TL perempuan. Selain itu, laki-laki juga lebih asik," kata Hani. "Yang bawel itu perempuan dan banyak yang cari
gebetan. Tapi banyak juga
kok TL yang
nge-modus-in peserta," Kata Hani, lalu tertawa.
(les/les)