Pomade, Penata Rambut Bebas yang Mulai Mencapai Batas

Dedy Sofan Abrial | CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2015 10:23 WIB
Tren minyak rambut pria modern atau yang lebih beken dengan nama pomade, kelamaan akan tergerus jika produsennya tidak berinovasi.
Ilustrasi rambut menggunakan pomade. (anactor/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berbusana rapi, berambut klimis nan mengilat yang bisa berganti-ganti tatanan setiap hari sekali. Demikian gara trendi pria-pria masa kini. Sejak merebaknya tren pomade di Indonesia pada 2011, mereka semakin percaya diri bereksistensi diri.

"Pomade adalah kebutuhan pria untuk mendapatkan gaya rambut yang diinginkan," kata Ernest Meikel, perwakilan Indonesia Pomade Enthusiast (IPE) yang ditemui di kawasan Kemang, Jakarta, Sabtu (12/12).

Meski tergolong terlambat mengikuti tren pomade di luar negeri, di Indonesia ia langsung digemari. Menurut Ernest, kelebihan pomade adalah memungkinkan penggunanya mendapat tatanan rambut impian dalam waktu lama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pomade juga memberi sentuhan tampilan mengilap dan membuat rambut lebih nyaman untuk disisir. Dengan itu, pria bisa mengubah gaya rambut jadi bermacam-macam.

"Pomade memang bisa mewakili kebutuhan pria, sehingga wajar jika gaya rambut pompadour hingga undercut menjadi populer di kalangan pria saat ini," ujar Ernest.

Namun, Ernest tak memungkiri ketenaran pomade kelamaan akan luntur. Akan tersaring dengan sendirinya, siapa yang benar-benar memakai karena membutuhkan atau sekadar ikut-ikutan. Jika ingin tren tetap ada, tokoh dan produsen perlu "mengawetkannya."

Selama figur publik masih menggunakannya, pengikut tetap akan "setia." Untuk menjaring lebih banyak pengguna, aroma, jenis, dan kemasan jadi faktor utama.

"Jika aroma dan jenisnya itu-itu saja, konsumen akan bosan dan bisa menjadikan turunnya peminat pomade itu sendiri."

Pengguna pomade terkadang punya selera masing-masing. Misalnya, pria yang suka memegang rambut tidak akan menyukai jenis pomade yang oil based karena membuat tangan menjadi lengket. Alternatifnya, pomade water based. Namun di sisi lain, itu membuat daya tahan gaya rambut berkurang.

"Intinya, inovasi produsen tetap dibutuhkan. Pomade bukan barang baru di industri hairstyling," Ernest menyarankan. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER