Jakarta, CNN Indonesia --
Kapal pesiar mewah asal Belanda, MS Volendam merapat untuk yang pertama kalinya di Jakarta. Membawa sekitar 1400 penumpang, kapal raksasa tersebut bersandar ke terminal penumpang nusantara, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis pagi (7/1). Sekitar pukul 07.00 pagi, kapal Volendam milik operator Holland America Line tersebut disambut oleh tari betawi dan pertunjukkan ondel-ondel.
Sambil kru kapal menyandarkan badan kapal, para penumpang terlihat menikmati acara penyambutan sederhana itu dari balkon-balkon yang ada di kapal. Ada yang menikmatinya dengan seksama, sambil tersenyum, atau mengabadikan penyambutan itu dengan kamera yang mereka pegang.
Tak sampai setengah jam, wisatawan yang berada di dalam kapal akhirnya diperbolehkan untuk keluar. Mereka dijadwalkan menikmati tur singkat selama kurang lebih tujuh jam di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Managing Director Cruise Asia Sediya Yasa, selaku operator perjalanan penumpang kapal pesiar Volendam di Indonesia, mengatakan para penumpang yang sudah memilih untuk ikut tur wisata akan dibawa ke beberapa tujuan dengan beberapa paket perjalanan. Jumlahnya sekitar 400 orang.
Ada yang mengikuti tur singkat dengan berbelanja di Grand Indonesia atau Sarinah, ada yang diajak berkunjung ke bekas sekolah Barack Obama, ada juga yang diarahkan ke Kota Tua dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
 Teater Keong Mas di Taman Mini Indonesia Indah. (Dok arry f firdaus/commons.wikimedia.org) |
Meski tidak terlalu populer, TMII diprioritaskan menjadi destinasi karena dalam waktu singkat, wisatawan bisa mengetahui banyak hal tentang Indonesia hanya dari satu wilayah.
Di sisi lain, Monumen Nasional (Monas), yang menjadi ikon Jakarta dan termasuk lebih populer dibandingkan TMII, tidak dijadikan pilihan utama karena beberapa pertimbangan.
"Untuk sekarang ke Monas tidak naik. Kalau dulu
kan tamunya bisa naik. Soalnya sekarang liftnya sudah agak tua dan mungkin perlu diperbaiki sehingga benar-benar menjadi ikonnya Jakarta. Kalau tamunya banyak, mau naik, nanti lama nunggu liftnya, telat jadinya," kata Yass saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (7/1).
Menurut Yasa, sejauh ini Jakarta sebagai destinasi wisata cukup menarik. Apalagi untuk dijadikan tempat singgah kapal pesiar yang sedang berlayar.
Hanya saja infrastruktur dan fasilitasnya dinilai para operator perjalanan belum memadai. Belum lagi kondisinya yang sangat macet yang pastinya akan mengganggu perjalanan para wisatawan yang sebenarnya juga diburu waktu.
Selain mengikuti tur wisata dari operator perjalanan yang sudah direkomendasikan di kapal pesiar, para penumpang juga bisa memilih mengikuti tur singkat dari operator perjalanan lainnya. Bisa dengan cara berselancar di internet, atau melalui koneksi yang sudah mereka kenal.
Seperti yang dilakukan empat orang wisatawan dari Rusia. Mereka tidak mengikuti tur wisata yang ditawarkan di kapal, melainkan menggunakan operator wisata yang lain.
Felly Chandra, pemandu wisata dari agen perjalanan Bhara Tour mengatakan, keempat orang dari Rusia itu sudah memesan paket perjalanan mereka sekitar enam bulan sebelum kedatangannya. Mereka memesan langsung ke kantor agen perjalannya.
Kendati berbeda operator perjalanan, wisata mereka di Jakarta tidak jauh bedanya dengan wisatawan lainnya. Bahkan cenderung sama, hanya saja rombongannya berbeda.
 Monas tidak termasuk dalam agenda kunjungan wisata para turis kapal pesiar MS Volendam asal Belanda. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Felly akan membawa keempat tamunya dengan menggunakan satu mobil van dengan tujuan utama wisata ke TMII. "Nanti kita juga akan melewati Museum Fatahillah, Jalan Medan Merdeka, Katedral, Monas. Di Taman Mini nanti akan berkunjung ke Museum Indonesia dan beberapa anjungan seperti Jawa Tengah, Sumatera Barat, dan Papua," kata Felly.
Sementara itu, kata Yasa, bagi wisatawan yang tidak memilih berwisata melalui operator perjalanan telah disediakan shuttle bus untuk akomodasi mereka selama merapat di Jakarta. Yasa menjelaskan, ada sekitar lima shuttle bus yang akan mengantar wisatawan ke tempat keramaian terdekat.
"Di Pelabuhan Jakarta ini kan yang menjual makanan dan minuman belum ada. Cruise Line memesan shuttle bus kepada kami untuk orang-orang yang tidak ikut wisata. Shuttle bus akan mengantar mereka ke Mal Artha Gading," kata Yasa.
Setelah diantarkan ke Kelapa Gading mereka pun dibebaskan untuk melakukan apapun. Mau menjelajah sendiri menggunakan taksi atau jalan-jalan di mal, apa saja boleh dilakukan. Yang penting mereka harus kembali sebelum kapal melanjutkan perjalanannya.
Kapal Pesiar Volandam berlayar dari Singapura untuk kemudian singgah di beberapa titik di Indonesia. Dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, kapal akan melanjutkan perjalanan ke Semarang, Probolinggo, Bali, Lombok, Surabaya, dan kemudian kembali ke Singapura.
Kapal Volendam memiliki kapasitas 1432 orang. Kapal tersebut berasal dari Belanda dan mulai dioperasikan sejak 1999. Saat ini operator kapal dipegang oleh Holland America Line.
Untuk menikmati perjalanan dari Singapura lalu menyambangi beberapa daerah di Indonesia dengan menikmati fasilitas di kapal tersebut, pengunjung harus membayar mulai dari kisaran US$2 ribu atau setara Rp27,79 juta. Fasilitas yang bisa didapatkan di atas kapal antara lain spa, kolam renang, kafe, kasino, bar, bioskop, sampai pertunjukan teater.
 Turis di kapal pesiar Volendam disambut tari betawi dan ondel-ondel. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni) |
Wisata Indonesia Kurang PromosiGerrad, penumpang kapal pesiar asal Belanda mengaku senang bisa singgah di Jakarta. Kali ini merupakan kunjungan ketiga kalinya, setelah 35 tahun lalu ia pernah tinggal di Jakarta untuk bekerja. Kali ini Gerrard tidak sendiri, ia membawa serta istrinya untuk berwisata bersama.
Pernah tinggal di Jakarta beberapa lama, Gerrard mengaku cukup merindukan ibu kota Indonesia itu. Ia merindukan orang-orang Indonesia yang sangat ramah.
"Saya menyukai orang Indonesia. Di Belanda juga ada banyak orang Indonesia dan mereka sangat luar biasa. Orang Indonesia juga sangat baik," ujar Gerrard.
Destinasi wisata yang ditunggu-tunggu Gerrard dalam perjalanannya kali ini ke Indonesia adalah Pulau Komodo. "Saya suka komodo," katanya.
Berbeda dengan Gerrard, Bryan dari London justru baru pertama kali di Indonesia. Ia sangat tertarik dan penasaran dengan Indonesia karena meskipun Bryan dan istrinya sudah berkali-kali berkunjung ke Asia, namun mereka belum sempat mendarat di Indonesia.
Bryan mengaku tidak banyak informasi yang ia ketahui tentang Indonesia, termasuk soal pariwisatanya. Yang ia tahu, Indonesia adalah negara bekas jajahan Belanda yang kini sudah merdeka dan memiliki ekonomi yang kuat, juga orang-orang yang baik.
"Saya tidak banyak mendengar tengang pariwisata di Indonesia. Menurut saya pariwisata Malaysia lebih populer di London. Tapi pariwisata Indonesia sangat populer di Malaysia karena banyak promosi di sana," kata Bryan.
Dari Malaysia jugalah Bryan mengetahui pariwisata-pariwisata di Indonesia. Namun tidak terlalu banyak. "Saya tahunya Indonesia adalah negara yang besar, punya banyak pulau, punya banyak pantai dan makanan yang enak."
(les)