Jakarta, CNN Indonesia -- Perasaan negatif penolakan dapat menjadi beban yang berpotensi menghancurkan hubungan di masa depan. Demikian hasil penemuan para peneliti. Penolakan bahkan dapat membekas di benak hingga lima tahun dan menyebabkan hubungan bermasalah di masa depan.
Universitas Stanford melakukan penelitian yang berhubungan dengan penolakan dan harga diri seseorang.
“Penelitian menunjukkan bahwa keyakinan yang sangat dasar tentang kepribadian dapat berkontribusi terhadap pulihnya orang tersebut dari, atau tetap terjerumus dalam pedihnya penolakan,” kata Carol Dweck dari Universitas Stanford, seperti dilaporkan oleh Daily Mail.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian lain mengatakan bahwa seseorang dapat mengatasi rasa sakit atas penolakan. Namun, penelitian dari Universitas Stanford percaya bahwa perasaan ditolak dapat membekas dan merusak hubungan di masa depan.
Lauren Howe, mahasiswa doktoral psikologi di Universitas Stanford yang juga asisten penelitian ini mengatakan, “Pengalaman ditinggalkan oleh seseorang yang awalnya mencintai Anda tapi kemudian berubah pikiran, dapat menjadi ancaman potensial terhadap diri Anda dan membuat Anda bertanya siapa diri Anda sebenarnya.”
Dweck dan Howe ingin meneliti kepercayaan dasar orang-orang atas penolakan dalam sebuah hubungan. Sekitar 891 partisipan dioberservasi dalam lima penelitian. Mereka mengisi survei
online tentang penolakan hipotesis dan penolakan di kehidupan nyata.
Survei ini bertujuan menemukan pandangan partisipan dalam melihat perubahan dirinya sendiri setelah berpisah. Peserta ditanya, apakah mereka percaya bahwa ada orang yang secara signifikan dapat mengubah kepribadian mereka.
Penelitian ini menemukan, setiap orang berbeda-beda dalam dalam menanggapi penolakan asmara. Orang-orang yang memiliki pola pikir tetap tentang kepribadian mereka, yakni mereka yang berpikir bahwa kepribdian mereka tidak bisa diubah, akan membiarkan sakit hati atas penolakan berlama-lama dirasakan.
“Sementara itu, orang yang yakin dengan kemampuan mereka untuk tumbuh dan berkembang, meskipun tentu saja sakit hati atas penolakan, dapat lebih bisa bangkit dan menatap masa depan yang lebih cerah.”
Howe mengatakan, “Mereka yang melihat penolakan sebagai pengungkapan diri mereka sebagai pribadi, sesuatu tentang siapa diri mereka sebenarnya, akan lebih berjuang untuk pulih dan membawa penolakan tersebut di masa yang akan datang.”
(win/vga)