Psikolog: Warga Jakarta Tak Takut Terorisme

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Kamis, 14 Jan 2016 18:18 WIB
Serangan bom di Jakarta pagi tadi, ternyata tak membuat warga Jakarta jadi ciut dan bersembunyi. Mereka tidak takut dan tetap beraktivitas seperti biasa.
Petugas kepolisian mengamankan gedung Jakarta Theater, Kamis 14 Januari 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak dimungkiri, kasus ledakan bom dan penembakan di yang terjadi di Jakarta memang membuat kondisi Jakarta jadi mencekam. Berbagai penyisiran dan penyidikan guna memastikan keamanan warga Jakarta pun dilakukan pihak berwajib.

Namun kondisi tersebut ternyata tak membuat semua orang di Jakarta jadi takut.

Menurut pantauan CNNIndonesia.com, beberapa pedagang kaki lima di sekitar lokasi kejadian pun masih menjajakan dagangannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya biasa jualan di kawasan Thamrin City, tapi ini geser soalnya dengar ada ledakan. Kebetulan kakak saya juga berjualan di dekat Sarinah tadi. Ya semoga aman-aman saja, tidak takut kok saya," ujar Nia (26), salah satu PKL kepada CNNIndonesia.com, Kamis (14/1).

Selain Nia, sebuah foto di media sosial yang menggambarkan seorang pria tua yang menjual sate juga beredar luas. Di bawah unggahan foto tersebut, si pengambil foto yang bernama Wimpy mengunggah statusnya.

"This satay booth just about 100 meter from the terrorist atack area just 2 hours ago and this guy still grill his satay and people keep ordering the satay. This is Jakarta!!! You can't terror Jakarta People!! Fear is not in our dictionary."

Bukan Berarti Tak Empati

Alih-alih dianggap tak punya empati atau justru memanfaatkan aji mumpung dari musibah tersebut, psikolog Anna Surti Ariani mengungkapkan bahwa ini adalah hal yang berani.

"Saya justru setuju dengan beredarnya foto ini. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya kita tidak takut. Kita itu berani dan kuat," kata dia.

Psikolog yang akrab disapa Nina ini mengungkapkan, adalah sebuah kesalahan besar jika menyamakan hal ini sebagai perilaku tak empati.

"Empati tak harus ditunjukkan dengan hanyut dalam masalah dan kemudian jadi sedih, dan tak mau melakukan apapun. Empati itu berbeda dengan simpati," ucapnya.

"Kejadian dan kondisi ini memang menakutkan, tapi bukan berarti kita harus takut, kita harus tunjukkan kalau kita bisa melakukan hal yang lebih baik, bukan meratap. Dalam kasus ini kita memilih untuk jadi berani."

Selain foto penjual sate, Nina juga mengaku mengapresiasi adanya perubahan cara pandang masyarakat dalam menghadapi kondisi ini. Salah satunya adalah dengan membuat hashtag atau tagar bernada positif dan membangkitkan semangat.

"Hashtag yang lama seperti #prayforjakarta dan lainnya sekarang sudah diganti dengan #Indonesiaberani, #lawan, dan lainnya. Ini bagus sekali karena jadi lebih positif pesannya."

Penggunaan tagar lama dinilai bernada menggambarkan kelemahan, kesedihan, dan secara emosi tidak berdaya melakukan apapun. Sedangkan tagar yang baru lebih bernada positif. "Hashtag baru itu punya kesan dan gambaran bahwa kita itu kuat, berani, tidak mudah dilumpuhkan siapapun."

Nina menambahkan, kata-kata sangat berpengaruh dalam upaya pembangkitan semangat dan situasi. Kata-kata yang lebih positif pun diyakini bisa memberikan suntikan semangat kepada banyak orang, dalam hal ini kepada bangsa Indonesia.

"Kata-kata itu punya makna dan pengaruh yang beda. Dibanding bilang 'tidak takut', akan lebih baik kalau kita bilang 'berani'," kata Nina.

Untuk saat ini, Nina sendiri menghimbau agar masyarakat Jakarta lebih banyak memberikan pesan dan info positif dibandingkan yang sedih, hoax atau menakuti orang.

#KamiTidakTakut, #SafetyCheckJKT, #IndonesiaBerani dan berbagai tagar positif lain mulai banyak bermunculan saat ini, menyusul terjadi aksi terorisme. Tagar ini digunakan sebagai bentuk pesatuan dan perlawanan dari rasa takut.

"Masyarakat Indonesia sekarang ini sudah bisa dikatakan rasa persatuan dan kesatuannya sudah mulai meningkat. Sedikit-sedikit tapi itu sangat berarti." (les/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER