Hotel yang berada di kawasan perkantoran Mega Kuningan ini menghadirkan sebuah suasana Imlek yang lengkap. Restoran Asia menjadi 'pusat' perayaan Imlek. Di restoran ini, hiasan lampion berwarna merah, adanya peramal garis tangan sampai atraksi barongsai akan meramaikan malam Tahun Baru Imlek.
"Di perayaan makan malam Tahun Baru (7/2), akan di adakan Yee Sang toss," kata Irmandini Soekamto, Assistant Marketing Communications Manager The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan, beberapa waktu lalu.
"Yee Sang toss adalah sebuah tradisi unik di mana bahan-bahan makanan China yang berwarna-warni ini dilempar ke atas bersama-sama. Semakin tinggi lemparannya dipercaya akan makin beruntung."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dari tahun lalu, Chef Dodiek Triwandaya menghadirkan menu fusion. Menu-menu ini menggabungkan berbagai resep tradisional dengan sentuhan yang lebih modern.
"Menu yang banyak diolah adalah menu peranakan agar semua lidah bisa cocok dengan makanan ini," ucap Chef Dodiek.
Di tahun ini, menu yang dihadirkan dibagi menjadi tiga, yaitu menu modern, klasik, dan tradisional. Menu modern ini antara lain kepiting kari ala Shanghai dan bihun, serta kepiting soka goreng dan nasi goreng Pecinan. Menu klasiknya adalah tim ikan seabass dengan saus kecap superior, serta bebek peking panggang. Sedangkan menu tradisionalnya adalah bakmi dengan pangsit dan tim ceker ayam, serta lontong cap gomeh.
Kepiting dipilih sebagai menu utama karena dianggap sebagai bahan makanan mewah dan menggambarkan kemakmuran. "Selain itu, orang yang suka kepiting itu banyak."
Kepiting kari ala Shanghai dengan bihun ini punya rasa yang menarik. Sekilas terlihat kuah karinya akan terasa kental dan medok. Namun ternyata kuah karinya cukup light. Daging kepitingnya pun terasa manis. Hanya saja, saat menyantapnya, Anda tak bisa menggunakan sendok-garpu. Makan dengan tangan pasti akan terasa lebih nikmat.
Jika ingin makanan dengan rapi dan cantik saat makan kepiting, kepiting soka goreng adalah pilihan tepat. Kepiting soka ini disantap dengan nasi goreng pecinan yang kaya rempah. "Biasanya pakai nasi hainam tapi kali ini dibuat dengan menggunakan pandan agar lebih wangi dan beda dengan yang lain," kata chef Dodiek.
Menu klasik berupa tim ikan seabass dan bebek peking pastinya tak bisa dilupakan. Chef Dodiek menambahkan, ikan seabass jadi pilihannya kali ini karena tekstur daging ikannya lebih lembut dan tak terlalu banyak duri dibanding dengan bandeng.
Sajian bebek pekingnya pun tak kalah istimewa. Kulit bebek peking yang jadi ciri khasnya terasa renyah sempurna di mulut. Ada rasa manis, gurih dan warna yang memikat di kulitnya. Daging bebeknya pun terasa empuk tanpa bau amis khas bebek.
"Bebek yang dipakai adalah bebek impor dengan berat standar tiga kg."
Untuk menghadirkan rasa gurih, Dodiek menggunakan 15 macam campuran bumbu, misalnya cabai szechuan, bunga pekak, bawang putih, dan bawang merah.
Spesial di hari perayaan Imlek, hotel ini juga menghadirkan menu non halal, misalnya pork belly, xiang bing, sampai suckling pig.