Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah perusahaan startup di Prancis, sukses mengembangkan bisnis hotel dengan tarif per jam. Dengan tarif per jam ini, memungkinkan tarif per malamnya berkurang sampai 75 persen.
Mengutip
Lonely Planet, perusahaan tersebut, DayUse menjual kamar hotel dengan hitungan per malam adalah masa lalu. Dan anggapan ini mungkin benar adanya. Perusahaan tersebut berhasil mendapatkan keuntungan sampai 15 juta Euro (Rp225 miliar).
Melihat keuntungan yang menggiurkan ini, perusahaan ini berencana untuk mengembangkan operasi mereka di beberapa tempat seperti New York, London, dan Paris. Sebelumnya perusahaan ini sudah ada di 14 negara dan 100 kota di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situs DayUse ini menggunakan sistem sewa per jam yang dikenal dengan nama daycation. Website ini memberikan penawaran pemesanan kamar minimal dua jam, tanpa nama atau kartu kredit.
Respons dari akan pemesanan hotel ini pun bercampur. Media Prancis menyebut bahwa hal ini akan membawa kembali momen "5-7". Ini adalah waktu di mana pria bertemu dengan kekasihnya sebelum pulang ke rumah ke keluarganya, dengan kata lain selingkuh. Faktanya, situs ini digunakan oleh 100.000 pengguna. Secara tak langsung, ini memperkuat stereotipe tentang sikap santai Prancis menghadapi perselingkuhan.
David Lebee, pendiri DayUse mengungkapkan kepada LeParisien mengungkapkan bahwa hal ini tak akan mendorong perselingkuhan. Namun pada saat yang sama hal ini akan menimbulkan pergeseran budaya di sekitar perzinahan.
"Awalnya ada budaya tabu di sekitar peselingkuhan, tapi itu menurun sedikit demi sedikit. Kami tidak bisa menghakimi," katanya.
(chs)