Ternate, CNN Indonesia -- Gerhana Matahari Total (GMT) yang melintasi 12 titik di Indonesia, menjadi momen tersendiri bagi industri pariwisata. Wisatawan domestik dan mancanegara berbondong-bondong menuju destinasi yang menjadi pusat pengamatan GMT, salah satunya Ternate, Maluku Utara.
Benteng Tolukko menjadi pusat pengamatan GMT di kota tertua di Indonesia itu. Sejak pagi, warga dan wisatawan sudah memadati benteng peninggalan Portugis tersebut.
Pantauan
CNNIndonesia.com, pada saat terjadinya GMT sekitar pukul 09.55 WIT, masyarakat dan wisatawan berbarengan mengucapkan syukur. Mereka merasa beruntung bisa menjadi saksi fenomena alam yang langka tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
GMT di Ternate tercatat terjadi pada pukul 09.55 WIT dan berlangsung selama 2 menit 39 detik. Gerhana tertutup sempurna membentuk cincin api. Seketika, Ternate menjadi gelap selayaknya suasana senja.
Sayangnya, tidak semua orang yang datang menyaksikan GMT di Benteng Tolukko bersiap membawa kacamata gerhana. Imbasnya, banyak pengunjung, terutama anak-anak, yang menyaksikan GMT dengan mata telanjang. Padahal, hal tersebut bisa merusak retina mata.
Adapun Ternate merupakan ‘persinggahan’ terakhir GMT di Indonesia. Dengan berakhirnya GMT di Ternate, maka berakhir pula fenomena langka yang terjadi tiap 350 tahun sekali itu.
(les/les)