Menyadari Jenis Nyeri Lutut

Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Rabu, 04 Mei 2016 20:28 WIB
Tak hanya terasa nyeri karena lelah menahan beban tubuh, nyeri pada bagian lutut ternyata dapat disebabkan oleh banyak hal.
Ilustrasi. (Saulhm/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rasa nyeri pada bagian lutut tiap kali usai beraktivitas, bagi kebanyakan orang seringkali dianggap sebagai bagian dari kondisi tubuh yang kelelahan karena menahan beban tubuh.

Menurut Pakar Nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta, dr. Ade Sri Wahyuni, SpRM, nyeri lutut memang bisa datang secara tiba-tiba atau pasca cedera, termasuk sesaat setelah melakukan aktivitas fisik ringan atau berolahraga.

"Meski dapat sembuh dengan sendirinya, banyak kasus nyeri lutut yang menetap jika tidak diobati dengan segera sehingga dapat menghambat aktivitas penderitanya," kata Ade saat acara 'Cara Cepat Atasi Nyeri Lutut' pada Rabu (4/5) di Klinik Nyeri & Tulang Belakang, Jakarta

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karenanya, Ade mengatakan, jika nyeri di lutut sudah terasa mengganggu, sebaiknya mulai perhatikan apakah ada gejala lain seperti bengkak, kulit kemerahan, kaki kaku atau sulit untuk digerakan, yang mengikuti nyeri tersebut.

Sampai saat ini, menurut data yang dimiliki Klinik Nyeri & Tulang Belakang Jakarta, nyeri lutut masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Diperkirakan kejadiannya mencapai 25% populasi dan kondisi ini dapat menyerang siapa saja, mulai anak-anak hingga lanjut usia.

Menurut Ade, penyebab nyeri lutut sendiri dibagi menjadi empat kriteria, yaitu nyeri lutut yang disebabkan akibat cedera, masalah mekanis, radang sendi atau arthritis dan penyebab lainnya.

"Nyeri lutut akibat cedera umumnya terjadi karena adanya masalah pada komponen-komponen penyangga lutut seperti ligamen (jaringan lunak yang menghubungkan sendi), tendon (ujung otot yang menempel pada tulang), tulang rawan, dan kantong cairan sendi (bursae).

Ade menjelaskan, terdapat beberapa jenis nyeri pada lutut. Pertama adalah bursitis, nyeri pada bagian ini karena adanya peradangan atau pembengkakan bursae.

"Gejala utama bursitis adalah rasa sakit dan warna kulit yang memerah pada area yang mengalami peradangan. Rasa sakit ini biasanya memburuk saat tubuh bergerak atau mengalami tekanan. Selain rasa sakit, area yang terkena bursitis juga akan terasa kaku serta bengkak," ujarnya.

Kemudian, Illiotibial Band Syndrome (ITBS), salah satu gangguan mekanis yang berperan pada terjadinya nyeri lutut adalah lliotibial Band syndrome (ITBs), sindrom ini merupakan salah satu cidera yang paling sering terjadi pada pelari.

"ITBs terjadi ketika jaringan ikat iliotibial atau IT band (ligamen yang terdapat di sepanjang bagian luar paha mulai dari pinggul sampai tulang kering) menjadi ketat dan meradang. IT band menempel pada lutut dan membantu stabilisasi serta gerak dari sendi. Ketika IT band tidak bekerja seperti seharusnya, pergerakan lutut akan menimbulkan rasa sakit," tutur Ade.

Untuk jenis arthritis atau radang sendi, Ade mengatakan, jenis ini mengakibatkan terjadinya nyeri lutut di antaranya osteoartritis. Jenis ini juga biasa disebut sebagai artritis degeneratif karena terjadi melalui proses penuaan.

Peradangan sendi lain yang menimbulkan nyeri lutut adalah reumatoid arthritis (RA). Penyakit ini dua sampai tiga kali lebih sering dijumpai pada wanita dibandingkan pria. Meski demikian, ternyata rheumatoid arthritis yang terjadi pada pria cenderung lebih berat.

"Reumatoid arthritis biasanya terjadi pada usia pertengahan, meski demikian anak-anak dan orang lanjut usia juga dapat terkena. Peradangan sendi kronis ini biasanya terjadi pada sendi di kedua sisi tubuh, seperti tangan, pergelangan tangan, atau lutut," kata Ade.

Sedangkan jenis arthritis lainnya adalah Gout, ini ditandai dengan adanya kristalisasi asam urat yang menumpuk pada sendi lutut atau sendi lainnya. Penumpukan kristal asam urat inilah yang selanjutnya menimbulkan nyeri berulang pada sendi.

Untuk jenis nyeri lutut lainnya, menurut Ade, ada satu sindrom yang sering dialami oleh remaja yakni nyeri patelofemoral. Penderita sindrom ini mengalami nyeri tepat dibagian depan atau di antara patella dan tulang paha (femur).

"Kondisi ini sering terjadi pada remaja, pekerja kasar dan juga atlet. Gejala nyeri akan muncul ketika penderita sindrome nyeri patelofemoral menaiki tangga, squat, jogging atau melakukan lompatan," ujar Ade.

(meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER