Jakarta, CNN Indonesia -- Wine bukanlah budaya asli Indonesia. Minuman beralkohol hasil fermentasi anggur ini datang dari Eropa, yang telah memproduksi wine sejak ribuan tahun lalu.
Meskipun demikian, sekarang ini, masyarakat Indonesia sudah terbiasa meminum wine. Umumnya untuk menemani acara makan malam romantis alias candle light dinner. Di luar itu, wine juga biasanya tersedia di acara pesta cocktail dan resepsi formal lainnya.
Kunjungan turis mancanegara serta ekspatriat yang banyak menetap di Indonesia, membuat kebiasaan minum wine semakin mudah menyelusup masuk ke kehidupan masyarakat Indonesia. Imbasnya, Indonesia pun jadi pasar menggiurkan bagi negara-negara produsen wine.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebut saja Australia yang saat ini mendominasi pasar wine di Indonesia. Dari data yang dikumpulkan PT Danisa Texindo, salah satu distributor wine terbesar di Indonesia, wine Australia merupakan jenis wine yang paling banyak diminati masyarakat Indonesia.
“Wine Australia rasanya manis, jadi orang Indonesia suka,” ujar Jeane Christine, Manager Import PT Danisa Texindo kepada
CNNIndonesia.com di acara Wine & Cheese Expo di Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2016, Kelapa Gading, Jakarta Utara, belum lama ini.
Selain wine Australia, wine favorit orang Indonesia adalah yang berasal dari Prancis, Italia, juga Afrika Selatan.
“Tapi, persentasenya tidak banyak. Jikapun suka, umumnya orang Indonesia fanatik pada merek dan jenis tertentu. Salah satunya, moscato dari Italia,” sebut Jeane.
Oleh karena itu, bukan hal mudah bagi negara lain untuk bisa merebut pasar wine. Apalagi selama 10 tahun terakhir, lidah orang Indonesia bisa dikatakan telah terbiasa dengan wine Australia yang bercitarasa manis serta segar.
Disitulah tantangan yang harus dihadapi Kroasia, pendatang baru di ranah pasar wine Indonesia.
 Duta Besar Kroasia untuk Indonesia HE Drazen Margeta memperkenalkan produk wine asal negaranya di Wine & Cheese Expo yang merupakan bagian dari gelaran Jakarta Fashion & Food Festival di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta. (CNN Indonesia/Lesthia Kertopati) |
Berbicara sejarah wine, Kroasia bukanlah anak bawang soal minuman fermentasi anggur ini. Bahkan bisa dikatakan, Kroasia adalah salah satu ‘negara tua’ yang pertama kali memproduksi wine.
“Sejarah wine di Kroasia bisa ditelusuri hingga 2500 tahun lalu,” kata Duta Besar Kroasia HE Drazen Margeta.
“Di Eropa, kami bisa bersaing dengan Prancis, Italia, dan Spanyol bahkan kami bisa mengatakan wine Kroasia jauh lebih baik dari wine Amerika Serikat.”
Margeta bukan bermaksud congkak. Pasalnya, sejarah mencatat bahwa jenis anggur yang banyak ditanam di perkebunan anggur di Napa Valley, California, berasal dari Kroasia.
Dalam daftar Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), Kroasia menempati posisi negara penghasil wine ke-31, dengan jumlah produksi hingga 46 ribu ton wine per tahun.
“Seperti halnya masyarakat Eropa, warga Kroasia adalah peminum wine. Kami menikmati wine dalam setiap kesempatan,” ujar Margeta.
Bahkan, jika bukan untuk menemani makan, wine menjadi minuman penyejuk sepanjang hari. Warga Kroasia terbiasa menyesap gemišt atau white wine yang dicampur soda, serta bevanda, red wine yang dikombinasikan bersama air putih.
Tradisi dan sejarah panjang itulah yang kemudian dibawa Margeta ke Indonesia. “Kami ingin berbagi yang terbaik dengan Indonesia, apalagi mengingat Kroasia dan Indonesia sudah lama bersahabat,” katanya.
 Beberapa brand wine Kroasia yang diperkenalkan di acara wine tasting Wine & Cheese Expo, JFFF 2016 di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara. (CNN Indonesia/Lesthia Kertopati) |
Banyak Batu SandunganTapi, tentu saja bukan hal yang mudah memperkenalkan sesuatu dengan sejarah yang begitu kaya, kepada masyarakat yang belum terbiasa. Disitulah batu sandungan pertama wine Kroasia, di pasar Indonesia.
“Kesulitannya, ketika kita membawa wine dari negara tua, kita harus mendalami kuliner negara yang kita tuju, apa yang dimakan oleh masyarakat di sana. Sehingga kita bisa memasangkan wine yang tepat dengan makanan lokal agar tercipta harmonisasi yang membuat mereka ingin terus mencicipi wine Kroasia,” terang Margeta.
Dia menambahkan akan lebih mudah memperkenalkan wine Kroasia ke Italia atau Spanyol karena kedekatan citarasa kuliner kedua negara tersebut dengan Kroasia.
“Tapi membawa wine Kroasia ke Indonesia, bukanlah hal yang mudah,” tutur dia.
Bukan sekali, dua kali, Margeta memperkenalkan wine negaranya di Jakarta. Selama dua tahun tinggal di Indonesia, Margeta telah mengintroduksi wine Kroasia di berbagai acara. Namun, citarasa wine Kroasia yang ‘sangat Eropa’ jadi batu sandungan lainnya.
“Di Kroasia kami memproduksi full-bodied wine, yang terasa lebih kental dan kuat saat diminum. Orang Indonesia kurang terbiasa dengan hal itu. Mereka lebih suka wine yang ringan dan manis,” terang Margeta.
Salah satu jenis wine yang diproduksi di Kroasia adalah
grand cru, yang dalam klasifikasi wine adalah peringkat terbaik. Jenis wine ini bisa punya kadar alkohol nyaris 20 persen, yang merupakan batas alkohol tertinggi untuk wine.
“Bisa dibilang, saat meminum wine ini, rasanya seperti makan siang. Anda akan merasa kenyang,” jelas dia.
 Wine Kroasia umumnya terasa lebih kental dengan citarasa sepat dan asam, juga punya kadar alkohol yang lebih tinggi dibanding wine dari negara lain. (CNN Indonesia/Lesthia Kertopati) |
Tapi, tidak semua wine Kroasia ‘berat’. Ada juga wine yang ringan dan segar, seperti
frankovka, jenis red wine beraroma manis. Selain itu, Kroasia juga banyak memproduksi white wine yang lebih cocok dengan lidah orang Indonesia.
“Saat makan makanan Padang, misalnya.
Frankovka atau white wine bisa jadi minuman yang cocok. Tapi, orang Indonesia tidak minum wine dengan makanan Padang,” ujar Margeta.
Selain itu, ada juga masalah harga.
“Kami ingin memperkenalkan kualitas terbaik dan itu mahal. Di sisi lain, masyarakat Indonesia belum terbiasa membelanjakan banyak uang hanya untuk wine,” kata pria penyuka kuliner Gorontalo itu.
Batu sandungan lainnya, adalah soal nama. Margeta menambahkan, akan sulit bagi orang Indonesia menyebut nama brand wine Kroasia yang ’njelimet’ di lidah dan kurang familiar di telinga.
Beberapa brand wine yang diperkenalkan Kroasia di acara Wine & Cheese Expo, berasal dari perusahan besar Badel 1862, diantaranya adalah Korlat dari Vinarija (perkebunan anggur) Benkovac, yang terkenal dengan koleksi red wine. Ada juga Vinarija Daruvar yang memiliki koleksi white wine istimewa, seperti
Graševina dan
Rizling Rajnski.Lainnya, ada
Križevački Vinogradi, Kurija Nespeš, serta
Svirče yang memproduksi wine dari jenis anggur
Plavac Mali, salah satu varietas anggur khas Kroasia yang merupakan hasil perkawinan dua anggur kuno,
Crljenak Kaštelanski dan
Dobričić.
Adapun, beberapa brand wine yang sukses mengolah
Plavac Mali sehingga dikenal secara internasional adalah
Postup, Dingač dan
Zlatan Plavac.
(les)