Jakarta, CNN Indonesia -- Desainer India Sharmila Nair mengambil risiko besar dalam koleksinya. Desainer asal Kerala itu tak cuma sekadar membuat desain sari dan baju tradisional India untuk perempuan pada umumnya.
Dua minggu lalu, Nair menyewa perempuan transgender untuk menjadi model di koleksi sari terbarunya. Koleksi sari ini disebut Mazhavi. Dalam bahasa Malayalam,
mazhavi berarti pelangi. Dinamakan pelangi karena si desainer menggunakan beragam warna dalam satu sari, seperti layaknya pelangi.
Nyatanya risiko ini menjadi sebuah berkah tersendiri untuk Nair. Dia terkejut karena mendadak kebanjiran order. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika saya memutuskan untuk memakaikan pada model tersebut, saya sejujurnya tak yakin dengan reaksi yang akan saya dapatkan ini," kata Nair kepada
Quartz."Transgender tidak diperlakukan dengan baik dan ada banyak salah paham soal mereka. Bahkan saya juga punya prasangka sendiri pada komunitas tersebut. Tapi ketika saya bekerja dengan mereka, saya sadar kalau mereka sama seperti kita."
Nair memberanikan diri dan memutuskan untuk menggandeng model transgender setelah Kerala merilis peraturan soal transgender. Di bulan November 2015 lalu, pemerintah bagian Kerala meluncurkan peraturan - pertama kali di India - di mana transgender dianggap memiliki akses dan kesempatan yang sama dalam hal sosial dan ekonomi.
Kedua model transgender, Gowri Savithri dan Maya Menon mengaku sempat terkejut ketika Nair mengungkapkan idenya. "Mereka sempat bilang bahwa merek busana saya akan menderita jika mereka jadi modelnya," kata Nair, menirukan kedua modelnya.
Hanya saja kenyataan berkata lain. Respons masyarakat justru berbeda. "Beberapa orang justru mau punya blus yang mereka percaya bisa memberi keberuntungan karena memakai baju yang dipakai perempuan transgender."
(chs)