Jakarta, CNN Indonesia -- Kurang lebih satu minggu lagi acara Indonesian Weekend akan digelar di Potters Field Park, London, pada 28-29 Mei 2016.
Pameran kebudayaan dan pariwisata Indonesia ini merupakan yang perdana diadakan oleh Komunitas Bangga Indonesia bersama PT. Ditali Cipta Kreatif (produser merek fesyen Elzatta), Garuda Indonesia, Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan sejumlah kementerian Indonesia.
Sejumlah acara sudah disusun sedemikian rupa oleh panitia agar masyarakat London dapat merasakan kehadiran Indonesia di Potters Field Park.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai dari pukul 11.00 hingga 21.00, Indonesian Weekend akan menampilkan peragaan busana muslim, pameran kerajinan tangan, pertunjukkan musik dan tari daerah, aksi pencak silat, demo memasak nasi padang, nasi rames dan nasi tumpeng serta senam poco-poco.
Ketika ditemui dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, pada Selasa (17/5), Endang Nurdin Wirdjono dari Komunitas Indonesia Bangga mengatakan kalau sampai saat ini persiapan pelaksanaan acara sudah 99 persen.
"Hampir 99 persen persiapan sudah rampung, ini semua berkat kerjasama semua pihak, terutama kementerian, yang mau bahu membahu, melupakan egonya, demi terwujudnya promosi Indonesia di London," kata Endang.
Indonesian Weekend memang disokong oleh sejumlah sponsor berduit, karena tak main-main, ada lebih dari 100 orang anak bangsa pelaku budaya dan pariwisata yang akan diboyong ke London.
Ketua IFC, Taruna K. Kusmayadi, membenarkan kalau sejak enam bulan yang lalu panitia acara bisa dibilang membanting tulang menyusun persiapan.
"Yang paling susah itu mendapat dana. Kalian tahu kan perbedaan mata uangnya berapa. Tapi saya yakin kok, dengan konsep ini masyarakat London jadi makin penasaran dengan Indonesia," ujar Taruna.
Wisatawan Inggris paling dinantiKonsep urban nan kekinian dipilih demi menjaring 20.000 orang pengunjung taman yang diperkirakan akan datang.
Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah dan Asia dari Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya, menjelaskan betapa pentingnya kehadiran puluhan ribu masyarakat London ke Indonesian Weekend.
"Dari 7,1 juta wisatawan asing yang datang ke Indonesia, 1 juta-nya berasal dari Eropa, yaitu; Inggris, Perancis, Jerman, Belanda dan Rusia. Wisatawan Inggris yang datang 230.000 orang. Tahun ini targetnya 300.000 orang," kata Nia kepada
CNNIndonesia.com."Mengapa kami menargetkan itu, karena wisatawan Inggris itu sangat royal. Jika biasanya wisatawan asing lain menghabiskan US$1,200, mereka bisa menghabiskan US$2,500. Ini pertanda bagus bagi ekonomi bangsa," lanjutnya.
Nia mengaku tidak mudah untuk mengenalkan Indonesia kepada negara-negara Eropa. Ini karena letak Indonesia yang sangat jauh sehingga wisatawan membutuhkan perencanaan waktu dan keuangan yang tepat.
Tapi, menurut Nia, acara Indonesian Weekend bisa menjadi jembatan untuk itu.
"Meski Indonesia indah, namun Indonesia belum ada di daftar perjalanan mereka. Kalau sudah tahu mau ke mana atau mau beli apa, mereka pasti akan datang ke sini," ujar Nia.
Saat ini, tujuan wisata wisatawan asing ke Indonesia baru di Bali, Jakarta dan Kepulauan Riau.
Nia berharap dengan adanya berbagai pameran di Potters Field Park, masyarakat London jadi tahu kalau tujuan wisata di Indonesia masih banyak yang belum terjamah.
"Acara Indonesian Weekend harus menjadi corong informasi untuk mereka. Kementerian kami sangat menekankan hal itu ketika setuju diajak berkerjasama. Kami harap itu benar terwujud," ujar Nia.
"Kalau ditanya apakah akan mendukung kelanjutan acara ini, ya tentu saja kami mendukung. Tapi kami berharap setelah sekali acara ini dilaksanakan, Indonesia sudah kebanjiran wisatawan asing," lanjutnya sambil tersenyum.
Filosofi nasi padangSalah satu peserta pameran, Chef Degan, mengaku sudah tidak sabar untuk segera mengenalkan nasi padang, nasi rames dan nasi tumpeng kepada masyarakat London,
Bagi chef yang pernah menjadi juri acara memasak
Master Chef Indonesia ini, menu masakan tersebut memiliki pesan kebersamaan yang khas Indonesia.
"Masakan tersebut dibuat secara gotong royong. Ada yang memasak nasinya, ada yang memasak lauknya. Ini sangat Indonesia. Dari situ pasti pembahasan mengenai kebersamaan dan keberagaman pasti akan mengalir," ujar Chef Degan kepada CNNIndonesia.com.
Perbedaan lidah orang Indonesia dan Inggris tidak membuat Chef Degan khawatir. Ia malah tidak akan mengubah apapun agar rasa masakan tetap otentik.
"Untuk mengundang mereka mencicipi mungkin saya akan menyapa mereka seperti 'halo, sudah makan atau belum?'. Pasti tidak ada yang menjawab belum kalau ditanya soal makan," kata Chef Degan sambil tertawa.
(ard/ard)