Situs Bersejarah Palmyra 'Hijrah' Ke Inggris

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Jumat, 22 Apr 2016 18:31 WIB
Walikota London Boris Johnson memerintahkan pembangunan replika situs bersejarah Palmyra di London setelah dihancurkan ISIS tahun lalu.
Situs kuno Palmyra yang dihancurkan ISIS kini dibangun kembali dalam bentuk replika dan akan dipamerkan ke beberapa kota di dunia. (Rafal Cichawa/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Situs bersejarah Arch of Triumph di Palmyra, Suriah, yang berusia nyaris 2 milenium, tahun lalu dihancurkan ISIS. Demi mengenang kembali situs berharga tersebut, Walikota London Boris Johnson, memerintahkan pembangunan replika Arch of Triumph di Trafalgar Square.

Melansir laman Reuters, replika bangunan itu dibuat hanya sepertiga ukuran aslinya. Bangunan setinggi 5,5 meter itu dibangun menggunakan teknologi pindai tiga dimensi dengan material marmer Italia.

Replika Arch of Triumph dibuat oleh Institute for Digital Archaeology (IDA) yang berkolaborasi dengan Harvard University, University of Oxford serta Museum of the Future, Dubai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Palmyra merupakan contoh sempurna kerjasama Timur dan Barat dan situs itu masih jadi simbolisasi persatuan hingga hari ini,” kata Direktur IDA Roger Michel, beberapa waktu lalu.

“Siapapun tidak punya kewenangan untuk menghancurkan monumen bersejarah tersebut.”

Saat pembukaan replika situs tersebut, Walikota Johnson berkata bahwa Arch of Triumph bukan hanya simbol sejarah. “Ini adalah kemenangan teknologi, kegigihan dan persatuan,” ucapnya.

“Replika ini didirikan sebagai wujud tantangan, tantangan terhadap aksi barbar yang menghancurkan situs aslinya dengan nilai sejarah tinggi. Tantangan ini bukan hanya karena Palmyra, tapi juga demi relik-relik bersejarah lain yang dihancurkan di Suriah dan Timur Tengah.”

Badan Pendidikan dan Kebudayaan Dunia (UNESCO) menyebut Palmyra sebagai salah satu pusat kebudayaan terpenting dari peradaban kuno.

“Dari abad pertama hingga ke-dua, seni dan arsitektur Palmyra menjadi peleburan beberapa perabadan, perkawinan antara teknologi Yunani dan Roma serta pengaruh budaya lokal Persia,” tulis UNESCO dalam situsnya.

Replika Palmyra akan berdiri di London selama tiga hari sebelum ‘terbang’ ke Dubai, New York dan kemudian kembali lagi ke Palmyra, yang hingga kini masih dalam dominasi ISIS.

(les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER