Jakarta, CNN Indonesia -- Tak seperti pada wanita, tak banyak desainer yang memilih berkecimpung untuk membuat pakaian bagi kaum Adam. Namun berbeda dengan Feby Hanum yang 'banting stir' dari pencipta busana
couture wanita ke busana klasik pria.
"Saya terinspirasi ayah saya, ia selalu terlihat rapih. Jadi ketika saya sekolah mode, saya pilih minat pakaian pria karena ingin membuat semua pria menjadi rapi. Membuat pakaian pria sudah jadi
passion saya," kata Feby saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Feby mulanya membuat busana untuk wanita di bawah label miliknya sendiri, Feby Haniv Couture. Namun, tawaran membuat pakaian resmi untuk pria membuat gelora di alam bawah sadarnya bangkit dan memutuskan menjalani
passion yang ia miliki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambah ia melihat bahwa jarang desainer perempuan terjun ke mode pria, maka keinginannya tak terbendung. Baginya, 'mumpung' lelaki masa kini mulai gemar bersolek dan tersentuh mode.
Dengan label F.H. POUR HOMME by Feby Haniv sejak 2015 lalu, ia meninggalkan couture wanita untuk fokus membuat modis kaum Adam. Dan pada koleksi perdananya,
VANITAS MANSION S/S 2016 yang dipamerkan di Ritz-Carlton Pasific Place Kamis (19/5) lalu, Feby mencoba melangkah lebih jauh di dunia mode pria.
Terinspirasi dari simbol seni vanitas yang membumi pada abad ke-16 dan 17 di Flanders dan Belanda, serta ketertarikannya pada
gothic art, renaissance, kematian, dan horror, Feby menuangkan imajinasinya pada
VANITAS MANSION. "Fokusnya memang pada gaya kematian. Memang terdengar agak seram tapi menurut saya itu elegan."
 Peragaan busana perdana koleksi busana pria dari F.H Pour Homme by Feby Haniv: Vanitas Mansion di Glass House Hotel Ritz Carlton. (Dok. Muara Bagdja) |
Ada 16 setelan jas dan empat blazer yang Feby tunjukkan sebagai koleksi perdana F.H. POUR HOMME by Feby Haniv. Menggunakan berbagai bahan seperti satin, tweed, velvet, channel, hingga yang bertekstur kasar seperti plaits, Feby mencoba memberikan pilihan jas formal hingga berwarna dalam koridor klasik.
Seperti yang ia akui sendiri, Feby memang menginginkan tetap di jalur potongan klasik. Ia mencoba mengembangkan kreasinya dari segi bahan,
pattern, hingga kombinasi warna.

Peragaan busana perdana koleksi busana pria dari F.H Pour Homme by Feby Haniv: Vanitas Mansion di Glass House Hotel Ritz Carlton. (Dok. Muara Bagdja)
Meski mengangkat tajuk bernuansa gothic, namun sejatinya tak semua berjiwa sama. Koleksi
VANITAS MANSION dengan penggunaan merah, hitam, dengan bahan damask bertekstur menunjukkan jiwa sesungguhnya dari Feby. Ada rasa berkelas dalam pemilihan desain jas tersebut.
Sayangnya, koleksi tersebut hanya ada dua pasang. Pada koleksi lainnya, Feby mencoba menawarkan pilihan motif lain, mulai tweed abu-abu, kotak-kotak, hingga satin polos. Namun jiwa Feby seolah menghilang tak berbekas. Tak ada cita rasa gothic di sana, apalagi kemewahan reinassance. Hanya sekadar 'mencicip'.
 Peragaan busana perdana koleksi busana pria dari F.H Pour Homme by Feby Haniv: Vanitas Mansion di Glass House Hotel Ritz Carlton. (Dok. Muara Bagdja) |
Kiprah Feby memang masih hijau di dunia fesyen Indonesia. Ia masih perlu mendalami keinginan dirinya walau masih ingin mengikuti pakem pakaian formal jas pria. Hanya saja peluang Feby masih terbuka lebar memberikan beragam alternatif model pakaian formal bagi pria. Di dunia mode kreativitas adalah nyawa utama, apalagi keinginan tulus Feby membuat pria Indonesia jadi modis patut diberi apresiasi dan kesempatan.
 Peragaan busana perdana koleksi busana pria dari F.H Pour Homme by Feby Haniv: Vanitas Mansion di Glass House Hotel Ritz Carlton. (Dok. Muara Bagdja) |
(chs)