Lung Anai dan Siklus Berladang yang Lestari

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Senin, 23 Mei 2016 15:15 WIB
Kebiasaan turun temurun dari nenek moyang menanam padi gunung membuat mereka harus berpindah lahan setelah selesai panen.
Kaum wanita Suku Dayak Kenyah di Lung Anai, Kutai Kertanegara, menumbuk alu bersama, usai pesta panen. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Kutai Kartanegara, CNN Indonesia -- Pesta panen telah usai. Siklus berladang terus berlanjut. Minggu (22/5), warga Lung Anai yang merupakan Suku Dayak Kenyah di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, berkumpul di lamin adat untuk berdoa, sekaligus ibadah Minggu.

"Hari ini, kami berdoa. Minta tolong lagi pada yang Maha Kuasa untuk survei daerah yang kami mau jadikan ladang. Jangan sampai ada yang kakinya kena parang, sakit perut, itu semuanya diangkat doa bersama," kata Kepala Adat Dayak Kenyah di Lung Anai Ismail Lahang saat ditemui CNNIndonesia.com, usai berdoa.

Tradisi berladang Suku Dayak Kenyah tak ubahnya sebuah siklus. Kebiasaan turun temurun dari nenek moyangnya menanam padi gunung membuat mereka harus berpindah lahan setelah selesai panen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami berpindah, selama lima tahun atau tujuh tahun kembali lagi. Kalau tahun ini kami kerja di sini, tahun besok kerja di sini, tandus tanahnya. Karena kami tidak pakai pupuk. Jadi beri kesuburan kembali tanahnya," kata Ismail.

Tak sampai sebulan mereka pesta panen, pencarian lahan baru pun dimulai. Jika sudah menemukan tempat yang cocok, para petani mulai menebas lahan. Meski setiap petani atau kelompok petani menemukan lahan yang berbeda, hari menebas lahan tetap harus disamakan.

Setelah itu, barulah penanaman padi dimulai. Waktu penanaman juga harus bersamaan. Sebab, menurut kepercayaan, jika tidak bersamaan, tanaman akan diserang hama.

"Sampai enam bulan, ada uman ubeq, tumbuk emping buah pertama. Sebagai rasa syukur. Habis itu tunggu padi menguning dan waktu panen," ujar Ismail.

Usai panen, lahan dibersihkan dengan cara dibakar. Namun, pembakaran lahan tidak dilakukan sembarangan dan bukan dengan tujuan untuk merusak.

Sebab hasil bakaran tersebut nantinya akan dijadikan pupuk, dan tanahnya akan dikembalikan kesuburannya. Begitu seterusnya tahapan demi tahapan yang dilakukan orang Dayak Kenyah untuk berladang. Tak ada yang dilewatkan satu pun karena semua sudah ditetapkan secara adat.

Walaupun gagal panen, walaupun tidak punya banyak modal untuk merayakan pesta yang biasanya bisa sampai lebih dari Rp20 juta, orang Dayak Kenyah harus tetap berpesta sebagai bentuk syukur kepada Maha Pencipta. (sil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER