Polusi Udara Bisa Pengaruhi Kematian Bayi dalam Rahim

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Senin, 30 Mei 2016 20:04 WIB
Studi dari Open University menyebutkan adanya kaitan antara polusi udara dan peningkatan risiko kematian bayi dalam kandungan.
Banyak faktor yang menyebabkan kematian janin dalam kandungan, salah satunya polusi udara. (Thinkstock/Elena Petrova)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ternyata terdapat keterkaitan antara polusi udara dan peningkatan risiko kematian bayi dalam kandungan. Kesimpulan tersebut didapatkan oleh penelitian yang dilakukan The Open University, Inggris.

Para peneliti menyebutkan, peningkatan partikel polusi udara sebesar 4ug/m3 berasosiasi dengan peningkatan risiko kematian janin dalam kandungan, sebanyak dua persen. Terutama dengan tingginya paparan nitrogen dioksida, karbon monoksida dan ozon.

Hasil penelitian efek polusi udara tersebut dipublikasikan dalam jurnal Occupational & Environmental Medicine.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, peneliti mengatakan masih ada beberapa faktor yang harus dimasukkan dalam penelitian lanjutan, seperti obesitas, konsumsi alkohol, serta stres, yang bisa juga memengaruhi keguguran, selain faktor polusi udara.

Mereka memperingatkan bahwa kadar polusi udara di setiap kota berbeda-beda, yang juga bisa memengaruhi hasil studi.

“Meskipun demikian, bukti-bukti yang didapatkan selama penelitian menunjukkan bahwa polusi udara punya kaitan dengan kematian janin dalam kandungan, walaupun masih harus dilakukan penelitian lanjutan,” sebut Professor Kevin McConway, dari Open University, dikutip Independent.

“Keguguran dan kematian janin dalam kandungan adalah tragedi yang paling banyak diabaikan di dunia kesehatan global dan adanya keterkaitan ini, bisa jadi dasar penelitian lebih lanjut. Jika keterkaitan tersebut terbukti benar, ini bisa jadi terobosan penting dalam bidang kesehatan masyarakat.”

Kendati demikian, Profesor McConway mengatakan kematian janin dalam kandungan bisa jadi disebabkan oleh banyak hal dan tidak semuanya merupakan faktor pasti. “Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kematian janin dalam kandungan, polusi udara hanya salah satunya,” kata McConway.

Kematian bayi dalam rahim terjadi saat janin berusia 24 minggu. Jika umur janin di bawah 24 minggu, itu disebut keguguran. Di Indonesia, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada 2003 tingkat mortalitas prenatal atau kematian janin dalam kandungan adalah 24 kasus per seribu kehamilan atau 2,4 persen. (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER