Bisakah Terapi Karbon Dioksida Jadi Solusi Penuaan Dini?

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Minggu, 12 Jun 2016 03:26 WIB
Salah satu cara untuk menghambat penuaan adalah dengan memasukkan gas karbon dioksida ke bawah kulit. Cara ini disebut Carboxy Therapy.
ilustrasi penuaan dini (Valua Vitaly)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berperang melawan penuaan rasanya jadi musuh abadi semua manusia. Namun manusia di dunia kerap mencari cara untuk menjaga kulit tetap awet muda dan kencang.

Mengutip Oddity Central, salah satu tren yang tengah booming beberapa tahun terakhir ini adalah Carboxy Therapy. Terapi ini merupakan upaya untuk memompa karbon dioksida di bawah kulit. Hal ini dilakukan untuk mengobati stretch mark, kulit kendur, selulit, atau lingkaran di bawah mata.

Bagaimana terapi ini bekerja? Sebenarnya cara kerjanya cukup sederhana. Dengan menggunakan jarum halus yang terhubung ke tangki karbon dioksida, gas itu perlahan-lahan dipompa ke bawah kulit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prosedur terapi tersebut dilaporkan tak menyakitkan sama sekali. Tapi prosesnya sendiri butuh waktu lama dan ada sedikit sensasi kesemutan. Hal ini terjadi karena di bawah kulit, kandungan karbon dioksida akan menyebabkan gangguan kecil pada sel darah merah karena luapan gas yang tiba-tiba masuk dalam tubuh.

Pembuluh darah pun diperluas sehingga meningkatkan sirkulasi ke tempat yang kekurangan oksigen dan membuat kulit tampak lebih sehat dan muda.

CO2 akan menghancirkan sel-sel lemak yang membantu menghilangkan selulit. Sedangkan dalam kasus stretch mark, peningkatan produksi kolagen akan meningkatkan aliran darah.

Sebenarnya terap ini bukanlah hal yang baru. Namun terapi ini diciptakan di Prancis pada tahun 1930 dan diadopsi oleh klinik kecantikan di luar Amerika Serikat di awal tahun 2000. Sejak saat itu popularitasnya pun meningkat signifikan. Karena banyak pelanggan yang senang dengan efek ajaib terapi tersebut.

"Ada banyak orang yang ingin mencoba hal ini," kata Dr Lisa Zdinak, salah satu dokter yang memperkenalkan terapi karboksi kepada HNGN.

"Saya punya banyak pelanggan yang mengantre untuk bisa mencoba terapi ini."

Namun meski begitu, ada beberapa yang menganggap terapi itu sebagai terapi kontroversial. Terapi ini tak disetujui FDA dan sejumlah ahli kosmetik mengklaim bahwa tak ada cukup bukti ilmiah terhadap hasil positifnya.

"Saya tak tahu apa yang sudah diberitakan, tapi belum ada studi ilmiah yang membuktikan pengobatan ini aman atau efektif," kata Dr Anthony Youn, anggota American Society for Aesthetic Plastic Surgery.

Alex karidis, seorang ahli bedah kosmetik terkemuka mengungkapkan bahwa sekalipun terlihat tak ada risiko, tapi terapi ini bukan terapi mainstream. Dia mengungkapkan bahwa tanpa beberapa studi besar lainnya di jurnal terkemuka dan juga buktik buat dari keampuhannya, maka terapi itu dianggap masih belum sukses.

Terapi ini paling berbahaya jika dilakukan di sekitar mata.

"Carboxytherapy yang digunakan di sekitar mata berpotensi melepaskan gelembung gas dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan kebutaan," kata Dr Youn.

Selain itu, terapi ini juga dianggap meningkatkan risiko emphysema orbital, yaitu kondisi saat kulit sekitar mata membengkak karena gas yang ada di bawahnya. (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER