Jakarta, CNN Indonesia -- Pemandian air panas mungkin hal yang biasa bila Anda berkunjung ke daerah Lembang, atau pegunungan lainnya. Namun di Budapest, Hungaria, ternyata ada pemandian air panas mineral yang telah berdiri sejak abad ke-12 Masehi. Pemandian air panas ini sudahberusia lebih dari 700 tahun.
Melansir Reuters, ada sebuah pemandian air panas di Budapest yang sudah terkenal bahkan sejak era Kerajaan Romawi. Pemandian tersebut bernama Lukacs dan terletak di antara perbukitan Buda dan sungan Danube. Lukacs bukan hanya tempat bermandi banyak orang, tapi juga punya khasiat bagi kesehatan dari kandungan mineralnya.
“Tak ada pemandian lain yang sanggup jadi perbandingan,” kata Mariann Eva, direktur situs kuno itu dikutip dari Reuters. “Waktu telah berhenti di sini, dan harmoni dan getaran di sini benar-benar unik. Tamu menjadi tenang, menjalani hidup dengan santai, dan saling terkoneksi satu dengan yang lain,”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Telah ada sejak abad ke-12, Lukacs telah digunakan banyak pihak, termasuk para artis dan cendekiawan. Beberapa yang pernah tercatat menggunakan tempat pemandian ini adalah komposer dan cendekiawan abad ke-20, Zoltan Kodaly.
Pada era berkembangnya komunis saat 1970-1980, Lukacs masih digunakan tempat berkumpul bagi para seniman dan cendekiawan. Tak jarang, tempat pemandian itu juga menjadi lokasi berbagi pemikiran dan orasi publik.
Kandungan mineral yang dimiliki pada air Lukacs dipercaya mampu mengobati berbagai penyakit seperti nyeri sendi, punggung, dan penyakit di organ tubuh.
Bila kebanyakan pemandian air yang terbayang adalah kolam dan digunakan beramai-ramai, maka Lukacs menyediakan sebuah kolam besar dengan pijat dan fasilitas jacuzzi. Selain jacuzzi, Lukacs juga memiliki sebuah pemandian ala Turki lengkap dengan sauna dan ruang uap. Bahkan ada pijat medis yang tersertifikasi secara professional.
Salah satu pelanggan setia Lukacs adalah Bernadett Marosi yang kini berusia 72. Ia telah datang ke tempat itu selama beberapa dekade dan membuat ia menolak ikut pindah bersama putrinya ke Italia.
“Saya mengatakan kepada puteri saya, saya tak dapat pindah ke Italia. Hidup saya di sini dan mendapatkan kekuatan untuk menjalani hidup dari Lukacs.” kata Marosi.
(chs)