-- Membahas wanita, tak pernah lepas dari gaya busana yang setiap kali mereka kenakan. Termasuk pada sembilan menteri pengisi Kabinet Kerja Jilid II yang baru saja memiliki susunan baru.
Dalam kabinet berisi 30 menteri tersebut, nama Sri Mulyani yang terpilih sebagai Menteri Keuangan adalah satu-satunya perempuan yang ditambahkan ke dalam jajaran baru. Nama Sri Mulyani ini menambah panjang daftar menteri perempuan yang sudah ada sebelumnya.
Selain punya gaya kepemimpinan yang berbeda, kesembilan menteri perempuan tersebut juga punya gaya busana yang berbeda-beda.
Menteri Sosial yang akrab disapa Khofifah ini salah satu menteri perempuan dengan gaya busana mudah dikenal, kerudung ala pesantren, syar'i modern dengan blus lengan panjang. Tak jarang dia juga memilih untuk menggunakan kemeja batik.
Salah satu ciri khas Khofifah yang melekat adalah menggunakan hijab satu warna tanpa motif. Dalam tiap penampilannya, dia terlihat lebih nyaman untuk memilih hijab dengan warna pastel seperti putih, krem, atau ungu muda. Sesekali dia juga menggunakan warna cerah seperti kuning untuk beberapa kesempatan. Warna kerudung pun kerap dipasangkan dengan blus yang senada. Selain itu ia sering mengalungkan hijab ke pundak kiri dan 'mengikatnya' dengan bros. Siti Nurbaya adalah salah satu kriteria wanita 'lapang' yang ada di jajaran kabinet. Gaya busana Siti cenderung senderhana dan 'tidak neko-neko' untuk seorang wanita.
Ia terlihat sering mengenakan kemeja kantor dan celana panjang gelap. Busana ini menguatkan kesan 'boyish' dan tangguh dalam diri Siti. Bahkan, terkadang ia tak sungkan mengenakan jaket laki-laki dalam kesehariannya. Gaya busana menteri keuangan yang menginspirasi nasional dan internasional ini termasuk berkelas dan memancarkan kecerdasan intelektual wanita.
Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, punya dua jenis gaya busana. Saat ada di kantor, Ani lebih suka bergaya classy. Dia menggunakan busana sederhana seperti blus kantoran yang dipadu padan dengan rok atau celana berwarna senada. Sederhana dan klasik.
Jenis gaya kedua Ani adalah ketika menghadiri acara formal di luar kantor. Ani kerap mengenakan berbagai koleksi baju dengan sentuhan tradisional, dari motif batik hingga mengenakan selendang. Gaya ini bahkan terbawa ketika ia berada di jajaran petinggi IMF dan menjadi sorotan internasional.
Ciri khas lain dari seorang Ani adalah kaca mata yang ia kenakan. Ada dua kacamata yang sejauh ini sering diperlihatkan Ani kepada publik, dengan bingkai, dan tanpa bingkai. Keduanya membawa kesan yang berbeda namun tetap mempertahankan 'pesona intelektual' seorang Sri Mulyani.
Namanya meroket setelah ditunjuk Presiden Joko Widodo memimpin kementerian yang mengelola lautan Indonesia. Di awal kabinet dia sudah menarik perhatian dengan gayanya yang tergolong anti-mainstream. Salah satunya saat dia menggunakan kebaya lengkap bersanggul Kartini yang dipadukan dengan sunglasses yang 'rock n roll'. Sebenarnya gaya ini tidaklah aneh karena banyak digunakan kaum muda. Hanya saja, sentuhannya terlihat berbeda ketika digunakan oleh perempuan berusia 51 tahun ini.
Dalam kesehariannya, gaya busana Susi yang nyentrik pun terlihat. Susi tergolong pejabat wanita yang terlihat tak ingin ribet dalam urusan dandanan. Ia cenderung akan mengenakan pakaian yang memang sedang ingin dipakainya saat itu. Namun kesan 'rock' dari Susi tetap terasa kuat.
Namun bila menelisik lebih detil, Susi tak pernah melupakan satu aksen yang akan ia kenakan saat menghadiri sebuah acara. Susi hampir selalu membawa selendang, entah dibentuk menjadi dasi, diselempangkan, dikalungkan di leher, atau dalam bentuk apapun.
Sama seperti Sri Mulyani, gaya busana Retno Marsudi tergolong classy dan memang menyesuaikan dengan posisinya sebagai Menteri Luar Negeri yang kerap berhadapan dengan petinggi dari negara lain.
Namun selain rambut pendeknya yang menjadi ikon dari seorang Retno, ia kerap mengenakan beberapa riasan yang menjadi ciri khas. Pertama adalah bandana. Bandana yang dimiliki Retno tampaknya beragam dan disesuaikan dengan pakaian yang ia kenakan saat itu.
Beberapa kali, Retno mengenakan bandana hitam dan membuat kesan formal. Namun, kadangkala bandana warna-warni ia kenakan dan membuat sosok Retno menjadi sosok ibu 'gaul' dan menyenangkan.
Kedua, adalah perhiasan kalung mutiara yang tak pernah lepas dari leher Retno. Tampaknya, Retno merupakan penyuka kalung. Hampir dalam setiap penampilannya, kalung mutiara mulai dari berukuran sejenis sampai berbeda-beda dan bandul, selalu menghiasi di lehernya. Rini Soemarno dan Puan Maharani tergolong memiliki selera busana yang cenderung mirip. Kedua menteri wanita ini kerap mengenakan blus atau kemeja kantor.
Keduanya pun sama-sama memiliki rambut panjang dan dibiarkan untuk digerai. Namun ada sedikit perbedaan antara keduanya dalam hal menata rambut.
Rini, biasanya menata rambut dari kening hingga telinga dan menyanggul ke arah belakang dari samping dan diikat di bagian belakang. Kadang, ia bahkan menyanggul penuh rambutnya.
Sedangkan Puan, memiliki tatanan rambut dengan menyisir bagian kening hingga telinga ke belakang untuk membuat kesan seolah-olah disanggul. Tatanan ini mirip dengan yang digunakan oleh sang ibunda, Megawati Soekarnoputri.
Namun, selain memiliki rambut yang lebih panjang dibanding sang ibunda, Puan juga tampak lebih nyaman membiarkan tergerai lepas, bahkan kadang tanpa tatanan rambut tertentu.
 Rini Soemarno (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Sama-sama memiliki tubuh lebih besar dibanding menteri wanita lainnya, namun kedua menteri ini sedikit banyak punya selera yang berbeda bila berkaitan dengan gaya berpakaian.
Yohana lebih banyak mengenakan blus dan kemeja dengan dadanan andalannya, rambut yang diikat konde. Pilihan ini terasa tepat untuk Yohana yang memiliki tipikal rambut ikal.
Sedangkan Nila Moeloek tampak lebih memiliki koleksi pakaian yang beragam. Gaya busana Nila kurang lebih sama seperti selayaknya dokter senior pada umumnya. Namun, yang menjadi ciri khas dari Nila adalah gaya rambutnya.
Bila Yohana lebih memilih mengikat ketat rambut ikalnya, justru Nila memilih tatanan rambut dengan sanggul tinggi atau mengembang.